Selain margin kontribusi yang positif, GOTO juga mencatat EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA) tumbuh 67% secara tahunan menjadi minus Rp 1,6 triliun. Semua unit bisnis GOTO bahkan juga mencatatkan perbaikan adjusted EBITDA.
Pada unit bisnis on-demand services, adjusted EBITDA meningkat 85% secara tahunan menjadi minus Rp246 miliar dan hampir mendekati titik impas (breakeven) pada kuartal I-2023. Di saat yang sama segmen e-commerce juga melaporkan perbaikan adjusted EBITDA dengan pertumbuhan 75% secara tahunan menjadi minus Rp523 miliar di kuartal lalu.
Sementara itu adjusted EBITDA pada segmen financial technology dan logistics masing-masing tumbuh 31% dan 37% secara tahunan mencapai minus Rp516 miliar dan Rp156 miliar.
“Perseroan telah berada pada pertengahan jalan menuju target EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat. Fokus kami pada pelanggan setia yang profitabel serta kedisiplinan dalam pengelolaan beban, telah meningkatkan efisiensi secara signifikan, sekaligus memberikan sekilas gambaran prospek GoTo di masa depan,” kata Andre Soelistyo, Direktur Utama GOTO dalam siaran pers, Kamis (27/4/2023).
Meski demikian, GOTO masih mencatatkan rugi bersih Rp3,86 triliun di kuartal I-2023. Kerugian ini menurun 40,31% dibandingkan dengan posisi rugi kuartal I-2022 Rp6,47 triliun.
(yun/dba)