Konsensus Bloomberg yang melibatkan 30 institusi memperkirakan laju inflasi Oktober ada di 1,65% yoy.
"Harga BBM non-subsidi kembali turun selama 2 bulan beruntun. Ada penurunan produksi bawang merah. Terakhir, ada tren kenaikan harga emas," kata Amalia.
Tamara Mast Henderson, Ekonom Bloomberg Economics, membuat perkiraan inflasi Oktober sebesar 1,6% yoy. Menurutnya, tekanan inflasi akibat peningkatan permintaan (demand-pull) memang mereda.
“Ini selaras dengan penurunan sentimen konsumen dan keinginan dunia usaha untuk merekrut pegawai,” sebut Henderson dalam risetnya.
Ke depan, lanjut Henderson, inflasi Tanah Air diperkirakan menyentuh di bawah 2% yoy pada semester I-2025. Terutama jika rupiah mampu melanjutkan tren penguatan, yang membuat inflasi impor (imported inflation) bisa diredam.
(aji)