Obligasi pemerintah AS naik pada Kamis, tetapi ini tidak cukup untuk membalikkan aksi jual besar yang menjadikan Oktober sebagai bulan terburuk untuk Treasury dalam dua tahun terakhir. Kenaikan imbal hasil Treasury baru-baru ini mencerminkan perubahan pandangan pasar tentang suku bunga di tengah tanda-tanda ketahanan ekonomi AS. Penurunan imbal hasil membantu melemahkan kekuatan dolar.
Klaim tunjangan pengangguran mingguan AS turun lebih dari yang diharapkan, mengisyaratkan pasar tenaga kerja yang kuat dan mengurangi urgensi bagi bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan suku bunga. Laporan nonfarm payroll yang akan dirilis Jumat diperkirakan menunjukkan penambahan 100.000 pekerjaan di bulan Oktober.
Di Asia, yen stabil pada Jumat setelah melonjak hingga 1% terhadap dolar AS pada hari sebelumnya. Kenaikan ini dipicu oleh komentar Gubernur bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BoJ), Kazuo Ueda, tentang dampak besar pasar mata uang terhadap ekonomi, yang membuka peluang kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Di China, penjualan properti residensial naik pada Oktober, mencatat kenaikan year-on-year pertama di tahun 2024. Ini terjadi setelah pemerintah memperkenalkan serangkaian kebijakan, termasuk pengurangan biaya pinjaman KPR, pelonggaran pembatasan pembelian di kota-kota besar, dan pelonggaran persyaratan uang muka.
Beberapa data penting akan dirilis di Asia pada Jumat, termasuk Caixin Manufacturing PMI China, inflasi Indonesia, dan penjualan ritel Hong Kong.
Indikator inflasi inti AS yang dipantau The Fed mencatat kenaikan bulanan terbesar sejak April, memperlambat ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut. Bank sentral AS diperkirakan akan mengesahkan penurunan suku bunga kedua dalam pertemuan kebijakan 6-7 November setelah penurunan pertama pada September.
Data ekonomi ini menawarkan gambaran beragam bagi para pemilih menjelang pemilihan 5 November, di mana konsumen tetap berbelanja meskipun biaya hidup tinggi, faktor yang memengaruhi kampanye presiden.
“Dengan perhatian The Fed yang kini lebih fokus pada aspek ketenagakerjaan dari mandat gandanya, kami yakin bahwa stabilnya inflasi inti tahunan tidak akan menghalangi langkah The Fed menurunkan suku bunga,” tulis ekonom Bloomberg, Stuart Paul dan Estelle Ou, dalam sebuah catatan.
Dalam komoditas, harga minyak melonjak setelah laporan tentang Iran yang diduga merencanakan serangan baru ke Israel. Emas mengalami penurunan karena beberapa investor mengambil keuntungan setelah reli besar yang mendorong logam mulia itu mencapai rekor baru.
(bbn)