Meskipun AWS menyumbang sebagian besar laba Amazon, bisnis e-commerce utamanya juga memberikan hasil positif. Pendapatan dari unit toko online naik 7% menjadi US$61,4 miliar pada kuartal yang berakhir 30 September. Sementara itu, pendapatan unit periklanan Amazon, yang terus berkembang pesat, meningkat 19% dari tahun sebelumnya menjadi US$14,3 miliar.
Secara keseluruhan, penjualan kuartal ketiga Amazon tumbuh 11% menjadi US$158,9 miliar, dengan laba operasi sebesar US$17,4 miliar, jauh di atas perkiraan rata-rata US$14,7 miliar. Total biaya operasional naik 7,2% menjadi US$141,5 miliar, menandai kuartal ketujuh berturut-turut di mana pendapatan perusahaan tumbuh lebih cepat daripada biaya. Jumlah karyawan Amazon juga meningkat 3%, dengan lebih dari 1,55 juta pekerja penuh dan paruh waktu.
"Amazon melampaui ekspektasi di Q3 berkat kekuatan ketiga pilar bisnisnya: e-commerce, periklanan, dan layanan cloud," kata Sky Canaves, analis di Emarketer.
Hasil ini mencerminkan upaya bertahun-tahun dari CEO Andy Jassy untuk memotong biaya dan menyederhanakan operasi logistik. Di sisi lain, Amazon, bersama dengan para pesaing cloud seperti Microsoft Corp dan Google dari Alphabet Inc, terus berinvestasi besar dalam pembangunan pusat data untuk memenuhi lonjakan permintaan layanan AI yang membutuhkan daya komputasi besar.
"Investor khawatir tentang kemampuan bisnis ritel untuk mempertahankan margin, dan Amazon ternyata berhasil meningkatkan margin, terutama di pasar internasional," kata Gil Luria, analis dari D.A. Davidson & Co.
Saham Amazon naik sekitar 4% dalam perdagangan setelah jam kerja, setelah sebelumnya ditutup di harga US$186,19 di New York. Saham perusahaan ini telah meningkat 23% sepanjang tahun ini hingga penutupan terakhir.
(bbn)