Dalam kesempatan itu, Airlangga menyampaikan bahwa 15 calon investor yang berminat berinvestasi di sektor padat karya RI utamanya pada industri tekstil tersebut, bukan dalam rangka mengakuisisi PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex ataupun perusahaan sejenis. "Tidak ada, tidak ada. Mereka tidak minat untuk itu," tutur dia.
Airlangga menyampaikan khusus upaya penyelamatan Sritex yakni penyelesaian secara hukumnya terlebih dahulu. Sebab, manajemen perusahaan saat ini sedang dipegang oleh pihak kurator.
“Karena ini kan semua di tangan kurator. Kita sambil melihat perkembangan selanjutnya,” tutup Airlangga.
Untuk diketahui, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional terus mengalami kemerosotan kinerja sejak berakhirnya pandemi Covid-19. Menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia API, semuanya berawal dari melambatnya ekonomi global seusai masa pagebluk, didorong adanya inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga di berbagai negara, termasuk Indonesia.
"Pascapandemi terjadi slow down ekonomi global, yang diawali dengan inflasi yang tinggi dan diikuti kenaikan suku bunga di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Ini berdampak penurunan daya beli berbagai negara, tidak luput Amerika Serikat [AS] dan negara-negara di Uni Europa [UE]," jelas Ketua API Jemmy Kartiwa.
Pada saat bersamaan, surplus produksi komoditas pertekstilan di dalam negeri China juga kian membengkak pascapandemi. Risiko dumping barang tekstil dari Negeri Panda pun makin menganga.
Hal ini pula yang kian membuat negara-negara produsen tekstil dunia melakukan berbagai kebijakan untuk melindungi industri dalam negerinya dari serbuan produk China.
Meski demikian, China tetap memanfatatkan surplusnya tersebut ke Indonesia, sehingga kondisi inilah yang kian membuat tekanan terhadap sektor industri TPT dalam negeri.
Airlangga satu hari sebelumnya menyatakan upaya pemerintahan baru menjaga sektor padat karya Indonesia. Pasalnya industri ini banyak menciptakan lapangan kerja hingga berpotensi meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
Berkat tingginya serapan lapangan kerja, "ntuk itu, Pemerintah terus memberikan atensi terhadap industri padat karya agar mampu terus bertumbuh dan menyerap tenaga kerja secara signifikan," tulis dia.
Airlangga mengatakan saat berdiskusi dengan perwakilan pelaku industri padat karya dengan menggelar Pertemuan bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), "pemerintah berkomitmen untuk melindungi hak-hak pekerja, sekaligus menjaga iklim investasi dan usaha yang kondusif di Indonesia."
(wep)