Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja menegaskan segmen kredit kepemilikan rumah (KPR) akan menjadi fokus kerja perseroan tahun 2023. Pasalnya laju industri properti bisa berpengaruh terhadap laju pertumbuhan industri lain, juga berdampak pada ekonomi makro dalam negeri.
Sepanjang kuartal I-2023, segmen KPR Bank BCA tercatat Rp109,6 triliun, atau mengalami kenaikan 11,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Segmen KPR menjadi kontributor kedua terbesar terhadap total pembiayaan Bank BCA, dibawah kredit korporasi yang menghasilkan angka Rp320,5 triliun.
Jahja menambahkan, bahwa sejalan dengan studi dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) terlihat hasil bahwa kontribusi properti tidak hanya sebatas rumah. Namun terdapat industri terkait yang ikut, hingga segmen properti menjadi penting bagi perekonomian Indonesia.
Menurut Jahja, masih berdasarkan hasil studi tersebut, industri properti berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 14,6%, kemudian berpengaruh 9,3% terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Properti juga mampu berkontribursi sekitar 31,9% terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan 10,2% dalam segmen tenaga kerja.
“Itu kenapa kita (Bank BCA) sangat antusias mendorong KPR karena KPR kalau bunga turun, bunga rendah permintaan meningkat pesat, sektor ini cukup menjanjikan,” tutur Jahja dalam paparan kepada media di Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Jahja menambahkan Bank BCA belum akan menaikkan suku bunga kredit dengan tujuan menyediakan suku bunga yang kompetitif di pasar. Dengan suku bunga kredit tetap, Bank BCA percaya dapat mendorong pemulihan perekonomian.
Dalam catatan Bank BCA, rasio kredit bermasalah (NPL) hingga Maret 2023 tercatat 1,8%. NPL ini turun dari tahun sebelumnya, 2,3%. Rasio pencadangan NPL dan loan at risk (LAR) juga berada pada level masing-masing 285,4% dan 57,9%.
"Loan quality kita membaik, dengan coverage LAR sampai 57% sebagai cadangan yang kita bentuk, sudah lebih dari cukup," ungkap Jahja.
Secara umum Jahja menilai permintaan kredit pada seluruh segmen akan terus membaik, apalagi pasca perayaan Hari Raya Idul Fitri yang lalu. “Menjelang perayaan Idul Fitri, kami melihat momentum permintaan kredit modal kerja yang kuat. Minat kredit konsumer juga terus membaik, terlihat dari tingginya antusiasme pengunjung BCA Expoversary 2023,” tegas dia.
(krz/wep)