Logo Bloomberg Technoz

“Kebijakan luar negeri Trump akan lebih isolationist, Dimana ia tidak mau melibatkan USA di konflik Ukraina dan konflik lainnya, sedangkan Harris akan terus membela Ukraina,” terangnya.

Terkait kebijakan perpajakan, dirinya memandang Trump memiliki wacana menurunkan pajak korporasi terutama yang melakukan produksi di AS. Sementara Harris, menurutnya akan menerapkan kebijakan pajak atas keuntungan (gain) yang lebih tinggi.

Dengan demikian, Wijayanto memandang bahwa kebijakan Trump yang ingin meningkatkan produksi minyak dan menurunkan suku bunga dapat menguntungkan RI, karena dapat membuat defisit APBN turun.

Ia menyebut, setiap harga minyak naik US$1 per barrel maka defisit APBN dapat mengalami kenaikan sekitar Rp5-Rp6 triliun.

“Penurunan suku bunga juga bagus bagi fiskal kita, yang masih sangat tergantung pada utang. Kebijakan luar negeri Trump yang tidak ingin terlalu cawe-cawe urusan negara lain, saya lihat justru akan positif, untuk mewujudkan dunia yang lebih stabil,” kata Wijayanto.

Sedangkan dari sisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Wijayanto menyatakan pergerakan nilai tukar akan sangat dipengaruhi kebijakan ekonomi pemenang pilpres nanti. Ia juga menilai BI dan pemerintah perlu menyiapkan langkah mitigasi merespon berbagai kebijakan baru nantinya.

“Kebijakan negara lain, termasuk USA, hanya berpengaruh temporer terhadap Rupiah. Nilai Rupiah dalam jangka panjang, dipengaruhi oleh daya saing ekonomi kita, kebijakan moneter BI dan kemampuan Pemerintah dalam mengelola fiskal secara prudent,” tutupnya.

Seperti diketahui, taruhan pelaku pasar akan kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS dua pekan lagi dilaporkan semakin besar, yang membuat pamor dolar AS makin menjulang hingga menekan aset emerging market.

Pasar juga disebut  pasar pada kedua tidak mempercayai kandidat presiden AS Kamala Harris maupun Donald Trump yang sepanjang masa kampanye menjanjikan kebijakan belanja yang populis kepada para pemilih.

"Pelaku pasar AS memprediksi kemenangan Harris atau Trump berpotensi meningkatkan defisit fiskal AS di masa mendatang hingga US$3,10-US$3,80 triliun. Dengan kata lain, siapapun yang menang, pasar Treasury akan menjadi pihak yang kalah," kata Lionel Priyadi dan Nanda Rahmawati, tim analis Mega Capital Sekuritas dalam catatannya, Selasa (22/10/2024).

(azr/lav)

No more pages