“Jadi, program ini mungkin memakan waktu 20 tahun, mungkin 2—3 presiden yang melaksanakan. Namun, harus dimulai sekarang. Kalau tidak, sawah-sawah di pantai utara akan tenggelam. Bisa berapa juga hektare hilang. Jadi, ini semacam emergency. Harus segera, karena ini perlu waktu yang cukup lama.”
Investor China
Pada kesempatan berbeda awal Oktober, Hashim sempat mengungkapkan terdapat beberapa pengembang atau developer dari China yang berminat terhadap proyek yang bersifat jangka panjang dengan rentang 20—30 tahun tersebut.
Sebab, kata Hashim, Prabowo memiliki gagasan bahwa proyek ini bersifat kemitraan publik dan swasta atau public private partnership (PPP), di mana pemerintah berpotensi memiliki saham 20% dan 80% bakal diserahkan ke pengembang yang berminat.
“Saya akan ikut Pak Prabowo bulan depan ke Beijing, kita ketemu nanti dengan investor, siapa yang mau ikut tanggul laut silakan, investor lokal, investor luar negeri dari Doha, Dubai, Abu Dhabi, Hong Kong, Beijing, Shanghai, silakan. Hal yang penting tanggul laut kita bangun, yang penting tanggul laut untuk kemakmuran kita semua terutama untuk rakyat di pantai utara,” ujar Hashim dalam agenda Diskusi Ekonomi bersama Kadin, di Menara Kadin, Senin (7/10/2024).
Selain itu, Hashim mengatakan sudah mendengar informasi terdapat beberapa pengembang besar yang sudah menyatakan akan membiayai proyek besar tersebut.
Di sisi lain, Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Anggawira mengungkapkan program presiden terpilih Prabowo Subianto dalam perluasan pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall), yang dirancang untuk melindungi kawasan pantai utara Pulau Jawa, akan dimulai tahun depan.
Konsep tanggul laut raksasa ini akan membentang dari Jakarta hingga Surabaya, bahkan mencapai Gresik, dengan tujuan tidak hanya melindungi pesisir dari ancaman alam, tetapi juga memperkuat ketahanan infrastruktur pesisir.
"Untuk target pembangunan, rencananya akan dimulai pada tahun pertama pemerintahan Prabowo, dengan proyeksi penyelesaian bertahap selama beberapa tahun, tergantung pada skala proyek di setiap segmen," jelas Anggawira ketika dihubungi Bloomberg Technoz.
Sebelumnya, pemerintah menyiapkan konsep pembangunan Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa di kawasan Pantai Utara Jawa. Sampai saat ini, estimasi anggaran pembangunan tanggul diperkirakan mencapai Rp164,1 triliun.
Giant Sea Wall merupakan tanggul laut raksasa yang menjadi solusi atas fenomena kenaikan permukaan laut, dan hilangnya tanah di sepanjang daerah Pesisir Pantura Jawa, termasuk teluk bagian utara Jakarta.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pembangunan Giant Sea Wall didasarkan adanya ancaman land subsidence atau penurunan tanah dan fenomena banjir rob yang terjadi di kawasan Pantura Jawa.
“Tidak hanya membahayakan keberlangsungan aktivitas ekonomi dan aset infrastruktur ekonomi nasional di wilayah tersebut, tetapi juga kehidupan jutaan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut yang berpotensi dapat terkena dampak bencana,” ujar Airlangga.
(wdh)