Bursa Asia Mengalami Penurunan Menyusul Data Ekonomi AS yang Kuat
News
31 October 2024 08:41
Richard Henderson - Bloomberg News
Bloomberg, Bursa saham Asia mengalami penurunan pada Kamis (31/10/2024) setelah saham AS dan obligasi pemerintah jatuh, dipicu oleh data ekonomi yang kuat yang mengaburkan gambaran untuk pemangkasan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) yang akan segera dilakukan.
Saham di Australia dan Jepang dibuka lebih rendah, sementara tolok ukur perusahaan China yang terdaftar di AS merosot dalam perdagangan New York pada Rabu (30/10/2024). Kontrak berjangka AS juga turun, tertekan oleh kerugian pasca-pasar untuk Microsoft Corp akibat panduan yang mengecewakan, dan hasil laba yang kurang memuaskan dari Meta Platforms Inc. Indeks S&P 500 turun 0,3% dan Nasdaq 100 turun 0,8% pada hari Rabu.
Di sisi lain, imbal hasil Treasury stabil dalam perdagangan Asia, sementara imbal hasil di Australia dan Selandia Baru mengalami kenaikan. Ukuran pasar obligasi global turun ke level terendah dalam hampir tiga bulan pada Rabu. Para pedagang memangkas taruhan pada pelonggaran kebijakan setelah data menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh dengan pesat pada kuartal ketiga, didorong oleh peningkatan pembelian rumah tangga dan pengeluaran pertahanan. Ukuran inflasi yang mendasari naik 2,2%, sesuai dengan target bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).
Prospek kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada minggu depan mendorong beberapa pihak untuk menyuarakan kekhawatiran terkait inflasi.