Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, trader di pasar mengurangi ekspektasi pelonggaran kebijakan setelah data menunjukkan Ekonomi AS tumbuh kuat pada kuartal ketiga, didorong oleh peningkatan belanja rumah tangga dan pengeluaran pertahanan.

Adapun angka inflasi inti yang jadi perhatian, tercatat meningkat 2,2%, hampir sejalan dengan target Federal Reserve.

“Pertumbuhan yang solid tetapi tidak berlebihan sangat sesuai dengan kondisi ekonomi saat ini,” kata Bret Kenwell dari eToro, meskipun ini mungkin berarti pemangkasan suku bunga berlangsung akan lebih lambat.

Pergerakan S&P 500. (Sumber: Bloomberg)

“Lebih baik memiliki Ekonomi yang kuat dengan laba yang mendorong saham menguat daripada hanya mengandalkan pelonggaran kebijakan The Fed,” tambahnya.

Belanja Konsumen, yang merupakan bagian terbesar dari angka ekonomi mencatat kenaikan 3,7% angka tertinggi sejak awal tahun 2023. Akselerasi tersebut dipicu oleh lebih banyak pengeluaran untuk barang.

Pada saat yang sama, Produk Domestik Bruto (PDB) yang disesuaikan dengan inflasi meningkat pada tingkat tahunan 2,8% setelah kenaikan 3% pada kuartal sebelumnya, menurut estimasi awal Pemerintah AS yang dipublikasikan Rabu. Prakiraan median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom ialah 2,9%.

Perekrutan di pasar tenaga kerja di Perusahaan-perusahaan meningkat paling pesat dalam lebih dari setahun, menunjukkan permintaan yang kuat untuk para pekerja.

Menurut ADP Research Institute, jumlah pekerja swasta meningkat sebesar 233.000 pada Oktober. Jumlah tersebut melampaui semua estimasi dalam survei Bloomberg.

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, selain merespon rilis laporan keuangan korporasi, para investor juga mencerna sejumlah rilis data Ekonomi AS terbaru.

PDB AS. (Sumber: Bloomberg)

“Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) atau Consumer Confidence Index (CCI) AS yang dirilis oleh The Conference Board berada di level 108,7 untuk bulan Oktober, lebih tinggi dari ramalan pasar yang berada di level 99,5 dan lompat dari level 99,2 di bulan sebelumnya,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Namun demikian, ketidakpastian seputar Pemilihan Presiden AS dan konflik Timur-Tengah serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve masih membayangi sentimen di pasar.

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, pasar akan merespon data sektor tenaga kerja terbaru di AS yang menunjukan kenaikan signifikan penyerapan tenaga kerja di Oktober 2024. 

“Kondisi ini memicu keraguan pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga acuan dalam FOMC pekan depan,” mengutip riset Phintraco.

Dalam risetnya, CME FedWatch Tools mencatat peluang pemangkasan 25 bps masih bertahan di atas 95% pada FOMC di pertemuan selanjutnya.

“Dari dalam negeri, realisasi kinerja keuangan sejumlah perusahaan Bluechip, khususnya bank yang relatif solid di 9M24 nampaknya belum mampu meredam aksi jual. Pasar masih mengantisipasi pengumuman hasil review MSCI pada 7 November 2024.”

IHSG diperkirakan menemui bottom level dari minor Bearish reversal yang tengah berlangsung di level 7.500. Secara teknikal, perkiraan tersebut didasari oleh terbentuknya pola doji ketika memasuki batas atas support area 7.550 di Rabu. Bersamaan dengan pola doji tersebut, negative slope pada Stochastic RSI mulai menyempit.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi MEDC, MDKA, MYOR, ASII, dan PSAB.

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, IHSG kembali mengalami koreksi dan mulai menembus support MA-60. 

“Masih ada potensi potensi penurunan lanjutan ke area support 7.450 jika harga tidak bertahan di bawah resisten MA-20 di 7.625,” papar BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Kamis (31/10/2024).

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, ESSA, dan TINS.

(fad)

No more pages