Berdasarkan catatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, CNGR adalah salah satu grup perusahaan besar dari China yang bergerak di industri pengolahan nikel dari hulu sampai hilir.
Sebagai industri terintegrasi dalam pengolahan nikel, CNGR memproduksi sintesa prekursor terner dan nikel elektrolitik.
CNGR merencanakan untuk melakukan investasi sebesar Rp168,2 triliun dalam 20 tahun ke depan, dan sejak 2021 sudah melakukan investasi sebesar Rp32,1 triliun di Indonesia. CNGR sudah membangun fasilitas industri pengolahan nikel di Morowali, Morowali Utara, Weda Bay, dan Batulicin.
Untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan ketahanan cadangan mineral Indonesia, CNGR melakukan pengolahan biji nikel dengan inovasi teknologi Oxygen Enriched Side Blown Furnace (OESBF) yang merupakan industri pertama di dunia yang mengimplementasikan pemanfaatan bijih nikel dengan cakupan grade yang lebih luas, efisiensi energi yang meminimalisir emisi karbon, dan produksi limbah yang ramah lingkungan serta dapat dimanfaatkan oleh industri lain.
CNGR telah berhasil memproduksi elektrolitik nikel (nickel cathode) dengan kemurnian 99,99% dan per 23 Mei 2024 kemarin telah membawa nikel Indonesia masuk ke dalam rantai pasokan metal di London Metal Exchange (LME).
(dov/wdh)