Logo Bloomberg Technoz

Pertumbuhan kredit juga ditopang oleh gelaran BCA Expoversary. Atas antusiasme kredit konsumer ini, Jahja menyatakan, BCA Expoversary masih akan diperpanjang selama satu bulan.

Sementara penyaluran kredit ke sektor berkelanjutan tercatat berkontribusi 25% dari total portofolio BBCA. Kredit berkelanjutan mengalami pertumbuhan 11,9% menjadi Rp180,8 triliun.

Margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) Bank BCA pada periode Januari hingga Maret 2023 tercatat meningkat 28% menjadi Rp18,5 triliun.

Pencapaian lain sepanjang awal kuartal I-2023 Bank BCA seperti,  rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar 1,8%. NPL turun dibandingkan posisi sebelumnya, 2,3%. Sementara rasio loan at risk (LAR) turun ke posisi 9,5%, dibandingkan tahun lalu 13,8%. Untuk rasio pencadangan NPL dan LAR masing-masing sebesar 285,4% dan 57,9%.

“Ditopang oleh likuiditas yang memadai, kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan. BCA senantiasa mengelola risiko likuiditas dan risiko pasar secara pruden, untuk memastikan terhindar dari dampak dinamika yang tengah terjadi di pasar global. Saat ini, liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 386,1% per kuartal I 2023, jauh di atas ketetapan regulator. Ekses likuiditas BCA ditempatkan pada instrumen investasi berkualitas tinggi dengan tenor yang relatif pendek,” kata Jahja.

Untuk rasio dana murah atau CASA tercatat naik 5,7% mencapai Rp843,3 triliun. CASA berkontribusi hingga 81,2% dari total dana pihak ketiga. Sementara total dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 4,1% menjadi Rp1.039 triliun. Total aset Bank BCA tercatat Rp1.322 triliun, naik 4,9%.

 Total volume transaksi BCA naik 27,3% menjadi 6,9 miliar transaksi, lewat pertumbuhan perluasan kanal online dan offline yang konsisten melalui investasi di multi-channels, serta pertumbuhan basis nasabah. Padakanal digital, volume transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 5,8 miliar, atau meningkat 29,5%.

Untuk pendapatan bunga bersih atau  net interest income (NII) pada kuartal I-2023 mengalami kenaikan 28% menjadi Rp18,5 triliun. Pendapatan non bunga tumbuh 5,6% menjadi Rp6,3 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 6,9%. Secara total, pendapatan operasional tercatat Rp24,8 triliun atau naik 21,5%. Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat turun Rp1,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. 

(wep)

No more pages