Rugi nilai nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi mengalami penurunan menjadi Rp596,4 miliar dari sebelumnya yang sebesar Rp707,1 miliar.
Alhasil, setelah diakumulasi dari pos beban dan penghasilan lainnya, rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk menyusut 35% yoy menjadi Rp597,3 miliar.
Sementara itu, total aset hingga akhir September 2024 tercatat sebesar Rp25,65 triliun, menurun tipis dari posisi akhir Desember 2023 yang sebesar Rp26,12 triliun. Jumlah liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar Rp848,3 miliar dan Rp24,80 triliun.
Meski turun, Analis Algo Research Alvin Baramuli memberikan catatan untuk pos rugi nilai nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi.
Berkaca dari investasi di Allo Bank (BBHI), Bukalapak justru masih mencatatkan kerugian imbas dari turunnya harga saham BBHI.
Sebagai catatan, Bukalapak memiliki 11,5% saham BBHI per September 2024. Bukalapak mengakuisisi saham BBHI total Rp1,2 triliun atau setara Rp478/saham pada 2022.
Saham BBHI memang sempat naik, bahkan menyentuh level Rp1.445/saham. Namun, saham BBHI saat ini ditransaksikan di kisaran Rp925/saham.
Kerugian dari investasi itu juga yang memunculkan spekulasi Bukalapak akan melepas kepemilikannya di BBHI.
"Namun, menurut kami, satu-satunya cara Bukalapak untuk memberikan nilai lebih kepada pemegang saham adalah dengan buyback saham atau membagikan dividen, mengingat Bukalapak juga tengah memiliki kas yang besar," tutur Alvin.
(ibn/roy)