Bulan lalu, pemimpin Rusia itu mengatakan bahwa negaranya akan merevisi doktrin nuklirnya untuk memasukkan respons terhadap "agresi" oleh negara-negara non-nuklir yang didukung oleh kekuatan nuklir lainnya.

Pengumuman tersebut muncul setelah Putin memperingatkan AS dan sekutu-sekutu NATO-nya agar tidak membiarkan Ukraina menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia menggunakan senjata-senjata jarak jauh berpresisi tinggi yang telah mereka pasok.

AS sejauh ini belum mengumumkan keputusan untuk mengizinkan serangan semacam itu, meskipun ada permohonan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar militernya diizinkan untuk menargetkan lapangan terbang dan instalasi militer.

Ukraina ingin menggunakan rudal jelajah Storm Shadow milik Inggris untuk melakukan serangan tersebut, yang dipandu oleh data navigasi AS.

“Rusia menegaskan posisi fundamentalnya bahwa penggunaan senjata nuklir adalah tindakan ekstrem dan luar biasa untuk memastikan keamanan negara,” kata Putin.

Angkatan bersenjata Rusia menembakkan rudal balistik antarbenua dari Semenanjung Kamchatka di Timur Jauh negara itu selama latihan, menurut pernyataan dari Kementerian Pertahanan di Moskow.

Mereka juga meluncurkan rudal balistik dari Laut Barents dan Laut Okhotsk, serta rudal jelajah dari udara.

(bbn)