Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok di pembukaan perdagangan siang hari di Sesi II. IHSG kehilangan 69,56 poin atau setara dengan pelemahan mencapai 0,91% ke level 7.537,04.

Tanda-tanda pelemahan IHSG sudah terlihat sejak pagi ini, ketika IHSG dibuka melemah lebih dari 0,64% ke level 7.557,58. Penurunan semakin dalam di perdagangan sepanjang hari, bahkan sempat menyentuh level 7.521,73.

Volume perdagangan tercatat melibatkan 10,27 miliar saham. Dengan nilai perdagangan mencapai Rp5,89 triliun. Adapun frekuensi yang terjadi 758 ribu kali diperjualbelikan.

Saham-saham teknologi jadi yang terlemah di sepanjang hari ini hingga jatuh sedalam 1,45%. Disusul oleh saham konsumen primer yang drop 1,05% dan saham keuangan melemah 0,94%.

IHSG melaju bersamaan dengan sekian Bursa Asia yang juga tertekan dan menetap di zona merah siang ini, Hang Seng (Hong Kong), CSI300 (China), KOSPI (Korea Selatan), Shanghai Composite (China), Straits Times (Singapura), Weighted Index (Taiwan), Shenzhen Comp. (China), KLCI (Malaysia), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), SENSEX (India), PSEI (Filipina), dan SETI (Thailand), yang terpangkas masing-masing 1,88%, 1,35%, 1,05%, 1,02%, 0,79%, 0,68%, 0,46%, 0,34%, 0,33%, 0,14%, 0,06%, dan 0,03%.

Dengan demikian, IHSG adalah indeks dengan pelemahan terdalam kelima di Asia. Sementara hanya dua Bursa Saham Asia lainnya bergerak di zona hijau i.a NIKKEI225 (Tokyo), juga TOPIX (Jepang), yang menguat 0,96%, dan 0,81%.

Sentimen yang mewarnai laju Bursa Asia hari ini adalah datang dari data penantian dan wait and see terhadap pengumuman Bank Sentral Jepang (BoJ) mengenai suku bunga acuan, yang akan diumumkan besok. Patut dinanti apakah BoJ akan menaikkan atau masih bertahan dengan suku bunga rendah.

Mencermati sentimen pasar tenaga kerja Jepang yang menggambarkan pengetatan lebih lanjut pada September, menambah tekanan bagi perusahaan untuk menaikkan upah jelang pertemuan kebijakan BOJ.

Ketatnya pasar tenaga kerja ini menjadi isyarat dan acuan data-data terbaru bagi BOJ, yang akan menyelesaikan pertemuan kebijakan pada Kamis (31/10/2024).

Kemudian, sentimen juga datang dari China, yang kembali menjadi sorotan setelah Reuters melaporkan bahwa pihak berwenang sedang mempertimbangkan persetujuan 10 triliun yuan atau setara US$1,4 triliun dalam bentuk pinjaman tambahan dalam beberapa tahun mendatang untuk meningkatkan perekonomian dan mengatasi risiko utang Pemerintah lokal.  

Pertemuan Badan Legislatif China akan berlangsung pada 4-8 November. Dalam pertemuan ini, pasar mengharapkan akan ada pengumuman soal stimulus fiskal yang sudah lama dinanti.
“Investor juga akan memantau laporan keuangan Perusahaan,” terang Michael McCarthy, Market Strategist di Moomoo Australia, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

(fad/dhf)

No more pages