Logo Bloomberg Technoz

Rendahnya pembukaan lapangan kerja, menurut hasil survei Badan Statistik AS, dalam laporan JOLTS Opening, telah memicu pembalikan arah di pasar Treasury, surat utang AS, tadi malam. Yield Treasury bergerak dengan pola bullish steepening di mana UST-2Y terkikis turun ke 4,09%, lalu 10Y pagi ini makin rendah di 4,25%. Sedangkan tenor panjang 30Y juga turun ke 4,49%.

"Momentum reversal tersebut berpotensi semakin kuat bila pertumbuhan Gross Domestic Bruto [GDP] kuartal III-2024 di angka lebih rendah ketimbang konsensus di 3%," kata analis Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi dalam catatannya pagi ini.

Bila reli pasar Treasury berlanjut pasca data pertumbuhan ekonomi AS nanti malam, pasar surat utang domestik berpotensi mengekor dengan penurunan yield makin rendah. Investor bisa memanfaatkan peluang hari ini untuk mengunci aset pendapatan tetap itu di yield lebih tinggi sebelum nanti turun lagi.

Pola pembalikan arah di SBN dolar AS, INDON, sudah terjadi kemarin dengan bergerak flat. Sedangkan di pasar INDOGB, tekanan jual masih besar pada perdagangan kemarin.

"Mempertimbangkan situasi ini, kami mempertahankan call time to buy dengan yield 10Y SUN berada di dekat area 6,90-7,00%," kata Lionel.

Di pasar keuangan domestik, pemodal asing telah banyak melepas kepemilikan surat utang maupun saham. Catatan Bloomberg, selama Oktober saja, nilai capital outflows -aliran modal asing keluar dari Indonesia- telah mencapai US$ 605,9 juta, sekitar Rp9,6 triliun month-to-date.

Lelang SUN Tersepi Tahun Ini

Tekanan yang melanda pasar domestik terlihat di lelang SUN kemarin. Nilai penawaran yang masuk dari investor anjlok hingga 33,2%, hanya sebesar Rp29,58 triliun. Itu menjadi incoming bids terendah dalam lelang SUN sepanjang tahun ini.

Anjloknya penawaran dalam lelang karena tekanan berlarut-larut yang melanda pasar sekunder.

Alhasil, pemerintah pun akhirnya hanya menjual Rp18,85 triliun, dari target indikatif Rp22 triliun. Nilai penjualan itu turun 25% dibanding penjualan lelang SUN sebelumnya sebesar Rp25 triliun.

Penurunan minat terbesar terutama di seri FR0103 dengan incoming bids anjlok sampai 62,5% menjadi tinggal Rp5,7 triliun saja. Begitu juga seri FR0104 yang sepi peminat.

Seri FR0103 yang jatuh tempo pada Juli 2035 itu, juga mencatat lonjakan yield tertinggi. Para peserta lelang meminta yield hingga rata-rata di kisaran 6,87-7,05% untuk seri tersebut.

Naik tajam dibanding lelang sebelumnya di kisaran 6,67-6,81%. Pemerintah akhirnya memenangkan rata-rata di 6,93%, dari tadinya di 6,70%.

Meski lelang kemarin sepi, analis menilai, target penerbitan surat utang oleh pemerintah tahun ini tidak akan terpengaruh dengan sisa kuota sekitar Rp37,93 triliun.

"Itu termasuk penerbitan Sukuk Tabungan seri ST-13 yang diperkirakan akan sebesar Rp19 triliun-Rp24 triliun. Jadi, pada lelang Sukuk Negara pekan depan, kemungkinan akan menjadi lelang SBN tahun dengan dengan penjualan diproyeksikan Rp9 triliun-Rp14 triliun," kata Lionel.

(rui/aji)

No more pages