Penerapan tarif tinggi dari negara-negara barat ini dikeluarkan karena kekhawatiran China akan mendominasi sektor otomotif dunia dengan menggeser pesaing-pesaing dari Amerika dan Eropa.
Sejak penerapan teknologi baterai baru pada 2020, BYD Co. - produsen terdepan kendaraan listrik China - masuk dalam 10 produsen otomotif terbesar dunia. Padahal sebelumnya perusahaan ini hanyalah satu dari begitu banyak produsen mobil listrik domestik China.
Meski demikian, produsen otomotif Eropa terkemuka Mercedez-Benz Group AG dan BMW AG melobi agar aturan tarif ini tidak diterapkan. Mereka khawatir perselisihan dagang ini akan berdampak pada penjualan produk mereka di China di saat mereka pun sudah mengalami kesulitan.
Awal minggu ini, ketua serikat buruh Volkswagen AG mengatakan produsen mobil terbesar Eropa itu berencana menutup setidaknya tiga pabrik di Jerman.
Uni Eropa dan mitra dagang kedua terbesarnya ini akan terus berunding untuk mencari solusi alternatif meski aturan tarif itu nanti diterapkan, tetapi sejauh ini perundingan tersebut gagal menghasilkan terobosan.
Perselisihan ini juga berisiko memicu aksi balas membalas dalam hubungan dagang bilateral bernilai US$799 miliara pada 2023 itu.
Para juru runding Beijing dan Brussels telah menjajaki untuk bisa menyetujui satu kesepakatan yang disebut price undertaking, satu mekanisme rumit untuk mengendalikan harga dan volume ekspor untuk menghindari tarif yang menurut Uni Eropa merupakan langkah mengatasi subsidi pada industri di China.
Pihak yang mengetahui perundingan itu mengatakan Beijing belum mengajukan proposal yang memenuhi persyaratan ketat Uni Eropa seperti sejalan dengan aturan Organisasi Perdagangan dunia dan menyamakan dampak bea masuk. Blok 27 negara ini juga menginginkan agar Uni Eropa bisa memonitor kepatuhan pada kesepakatan yang disetujui nanti.
Beberapa hari belakangan ini, tampaknya perundingan itu mulai membuahkan hasil dan para pejabat Uni Eropa terbuka untuk menerima undangan melakukan putaran perundingan berikut di China.
Satu sumber yang menolak disebutkan namanya mengatakan Beijing tampaknya lebih berkonsentrasi untuk memastikan kesepakatan lebih baik bagi SaiC Motor Corp, perusahaan otomotif milik pemerintah yang terkena tarif maksimal baru itu.
Uni Eropa menginginkan penepatan tarif secara invididu dengan beberapa perusahaan otomotif, termasuk pada perusahaan yang berencana memindahkan produksi sejumlah model kendaraan mereka ke Eropa dalam waktu dekat. Kesepakatan ini bisa membuat tarif bea masuk dicabut untuk model-model dimaksud.
Beijing menuduh Uni Eropa menerapkan kebijakan "memecah belah" dan memperingatkan agar perusahaan dalam negeri tidak menerima kesepakatan itu. Pemerintah China ingin semua pihak berada dalam satu kesepakatan besar yang dihasilkan oleh badan perdagangan China.
Aturan EU menetapkan bahwa kelompok dagang ini membuat usul harga mewakili 12 eksportis seperti SAIC, BMW Brilliance Autmotive Ltd., dan Zhejiang Geely Automobile Co. Ltd.
Uni Eropa menyatakan kesepakatan individu diperbolehkan berdasarkan aturan WTO.
China juga mengancam akan membekukan investasi di negara anggota Uni Eropa yang mendukung penerapan tarif baru ini dan membalasnya dengan hukuman bagi barang-barang dari Eropa seperti produk susu, babi dan minuman brandy selain juga mobil dan mesin-mesin besar.
China melancarkan penyelidikan anti-dumping untuk babi asal Eropa pada Juni lalu, namun hasilnya belum tampak.
(bbn)