“Kita memang perlu data yang bisa dimanfaatkan secara nasional untuk bisa membandingkan kondisi dan hasil belajar atau pendidikan dari satu daerah dengan daerah lain, dari satu sekolah dengan sekolah lain, dari satu golongan ekonomi dengan yang lain,” kata Hetifah.
Pandangan para siswa mengenai UN sebagai syarat kelulusan juga menjadi pertimbangan sebelum diberlakukannya kembali UN. Atas hal tersebut, banyak kecurangan yang terjadi disebabkan dari pandangan UN merupakan salah satu syarat kelulusan dari para siswa.
“Kalau dulu kan UN itu pertama tadi, yang membuat anak jadi stress. Kedua, banyak kecurangan juga di dalam UN, kebocoran-kebocoran” ujarnya.
“Nah, ini yang harus kita perbaiki. Jadi, apakah UN akan digunakan lagi atau tidak, kita juga jangan setback. Kan kita dulu mengubah UN, dihapuskan juga, karena ada satu masukan-masukan,” tambahnya.
(fik/roy)