Logo Bloomberg Technoz

Pendapatan Naik, Ini Alasan Laba TUGU Turun 51% di Q3-2024

Sultan Ibnu Affan
29 October 2024 13:54

Pelajar memfoto layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pelajar memfoto layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance membukukan laba bersih sebesar Rp551,6 miliar. Angka itu turun 50,95% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,12 triliun

Penurunan laba disebabkan karena tahun lalu perseroan mencatatkan one time revenue atau pendapatan satu waktu dari kasus hukum dari kemenangan kasus atas Citibank (N.A). Dari kasus tersebut, tahun lalu TUGU mencatatkan pendapatan US$43,12 juta atau ekuivalen Rp645,9 miliar

sejumlah US$43,12 juta ekuivalen Rp645,9 miliar

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Menang Gugatan dari Citibank, Laba Tugu Insurance (TUGU) Meroket 1.000 Persen", Klik selengkapnya di sini: https://finansial.bisnis.com/read/20230428/215/1650971/menang-gugatan-dari-citibank-laba-tugu-insurance-tugu-meroket-1000-persen.
Penulis : Rika Anggraeni - Bisnis.com


Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

Berdasarkan laporan keuangannya, TUGU  membukukan total pendapatan sebesar Rp3,16 triliun atau naik sebesar 15,75% dari sebelumnya yang sebesar Rp2,73 triliun, yang dikontribusikan oleh pendapatan premi bruto yang naik 25,87% secara tahunan (yoy).

Kemudian, pendapatan investasi juga naik sebesar 3,88% secara tahunan menjadi Rp 439,14 miliar, diikuti oleh pendapatan usaha lainnya yang juga naik menjadi Rp419,6 miliar dari sebelumnya, Rp346,5 miliar.

Namun, TUGU juga mencatatkan lonjakan beban  yang harus ditanggung meningkat 87,02% secara tahunan menjadi Rp 2,45 triliun, akibat melonjaknya total beban klaim neto sebesar 8,96% yoy menjadi Rp157 triliun.