Sejumlah pos keuangan PTPP yang menjadi beban turut meningkat. Beban usaha yang naik menjadi Rp594,29 miliar dari sebelumnya Rp558,91 miliar misalnya.
Beban keuangan juga naik 37,16% secara tahunan menjadi Rp1,08 triliun.
Namun, PTPP membukukan bagian laba ventura bersama senilai Rp799,39 miliar. Angka ini melesat 151,95% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp317,27 miliar.
Pendapatan lainnya juga lompat lebih dari dua kali lipat menjadi Rp131,52 miliar dari sebelumnya Rp60,24 miliar.
Kenaikan pada sejumlah pos tersebut yang membuat PTPP terhindar dari kerugian usai laba kotor mengalami penurunan.
PTPP membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp267,2 miliar, yang mencerminkan kenaikan 11,49% secara tahunan.
Selain itu, entitas usaha PTPP, seperti PT PP Properti Tbk (PPRO) juga mencatatkan kinerja negatif, dengan membukukan kerugian bersih sebesar Rp720,2 miliar, atau membengkak lebih dari lima kali lipat secara tahunan (year-on-year).
Peningkatan rugi tersebut tak lain disebabkan oleh naiknya beban keuangan perseroan mencapai 486,11% menjadi Rp697 miliar dari sebelumnya yang sebesar Rp118,9 miliar.
Alhasil, total pendapatan juga menyusut 22,43% menjadi Rp287,8 miliar dari sebelumnya yang sebesar Rp371 miliar.
Tak berhenti disitu, PTPP Presisi Tbk (PPRE) juga membukukan penurunan laba hingga 80,48% menjadi hanya Rp7,68 miliar dari sebelumnya yang sebesar Rp39,36 miliar, yang juga disebabkan oleh lonjakan beban keuangan.
Padahal, PPRE sejatinya mencatatkan kenaikan pendapatan bersih sebesar 5,67% menjadi Rp2,71 triliun dari sebelumnya, Rp2,57 triliun.
(ibn/dba)