Logo Bloomberg Technoz

Kemudian, ada juga analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan yang menargetkan sebesar Rp1.650. Analis BRI Danareksa Hasan Barakwan juga menargetkan Rp1.470.

Hingga kuartal 3 2024, PGEO membukukan laba bersih sebesar US$133,9 juta atau setara Rp2,11 triliun (asumsi kurs saat ini), mencerminkan kenaikan tipis 0,36% secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Menyitir laporan keuangannya, entitas usaha Pertamina tersebut juga mencatatkan total pendapatan sebesar US$306,02 juta (Rp4,82 triliun), atau turun 0,71% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, US$308,9 juta (Rp4,85 triliun).

Menurunnya pendapatan tersebut disebabkan oleh turunnya penjualan listrik dari aset uap panas bumi perseroan di area Ulubelu kepada PLN menjadi hanya US$53,63 juta (Rp844,8 miliar) dari sebelumnya, US$86,14 juta (Rp1,35 triliun), sekaligus menjadi aset yang mengoreksi penurunan terdalam.

Kemudian, penjualan listrik aset unit Lahendong juga terkoreksi menjadi US$31,31 juta (Rp493,3 miliar) dibandingkan sebelumnya yang sebesar US$60,71 juta (Rp956,4 miliar).


Turunnya pendapatan tersebut juga tak mampu menekan beban pokok pendapatan yang justru masih membengkak 4,74% menjadi US$132,1 juta dari sebelumnya, US$126,2 juta. Alhasil, laba bruto tersisa US$173,8 juta.

Setelah diakumulasi dari pos beban dan penghasilan lainnya, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$133,9 juta (Rp2,11 triliun), hanya naik tipis 0,36% yoy.

Sementara itu, total aset hingga akhir September 2024 tercatat sebesar US$2,94 miliar, menurun tipis dari posisi akhir Desember 2023 yang sebesar US$2,96 miliar. Jumlah liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar US$964,6 juta dan US$1,98 miliar.

(ibn/dhf)

No more pages