Meski demikian LPCK masih terbantu dengan raihan pendapatan bunga hasil investasi DINFRA Bowsprit Township Development sekitar Rp6,4 miliar.
Seolah mengharapkan laba bersih, LPCK justru mengakumulasi rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp7,28 miliar. Rugi juga ditopang oleh tingginya beban pajak sebesar Rp9,28 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu Lippo Cikarang menghasilkan laba Rp91 miliar.
Saldo ekuitas perseroan per Maret 2023 tercatat Rp6,67 triliun, turun tipis dari periode lalu Rp6,69 triliun. Liabilitas malah mengalami kenaikan 6,8% menjadi Rp2,83 triliun. Sedangkan total aset LPCK Rp9,5 triliun atau naik tipis 1,71%.
Saham Lippo Cikarang tercatat dimiliki dua pihak; pertama, PT Kemuning Satiatama sebanyak 2,16 miliar saham atau setara 80,8%, kedua, publik 513,78 juta saham (19,17%). Entitas induk dari PT Kemuning Satiatama adalah PT Inti Anugerah Pratama.
Saham LPCK pada penutupan perdagangan sesi 1, Kamis (27/4/2023) mengalami penurunan 5 poin (0,61%) ke level Rp815/saham. Dalam satu tahun terakhir saham perseroan mengalami penurunan 34,9% dari posisi Rp1.100. Bahkan LPCK sempat berada di level puncaknya Rp1.380 pada 17 Mei tahun lalu.
(wep/dhf)