Di Doha, kantor perdana menteri menyampaikan bahwa "kedua belah pihak membahas proposal baru yang terpadu yang mengacu pada tawaran sebelumnya sambil juga mempertimbangkan isu-isu utama dan perkembangan regional terkini." Mereka menambahkan bahwa "pembicaraan akan terus berlanjut antara para mediator dan Hamas untuk memeriksa kelayakan negosiasi dan melanjutkan upaya untuk memajukan kesepakatan."
Hamas belum memberikan komentar langsung terkait perkembangan ini.
Penantian Panjang
Jika kesepakatan tercapai, itu akan menjadi gencatan senjata pertama dalam konflik Israel-Hamas selama sekitar 11 bulan. Sebelumnya, sejumlah sandera ditukar dengan tahanan Palestina dalam gencatan senjata singkat pada akhir November. Sejak itu, pembicaraan gagal, dan Gaza semakin hancur, dengan PBB memperingatkan tentang "krisis kemanusiaan yang mengerikan."
Perang berkecamuk ketika Hamas menyerbu Israel pada bulan Oktober tahun lalu, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 250 orang. Dari sekitar 100 sandera yang masih ditahan, Israel yakin sekitar setengahnya telah tewas. Lebih dari 43.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan balasan Israel berikutnya.
Hamas sebelumnya bersikeras agar Israel menarik semua pasukannya dari Gaza sebagai syarat pembebasan sandera secara bertahap. Namun, Israel menolak permintaan tersebut dan menegaskan haknya untuk melanjutkan pertempuran setelah gencatan senjata hingga Hamas dilucuti dan dibubarkan.
Seorang pejabat Barat yang mendapat pengarahan tentang pembicaraan di Doha mengatakan bahwa AS, Israel, dan mediator Arab melihat nilai tambahan pada proposal Mesir karena ini akan menjadi kesempatan untuk membuktikan bahwa Hamas, meskipun tidak memiliki pemimpin di Gaza, dapat memenuhi kesepakatan.
(bbn)