Pada 9 bulan pertama 2024, industri baja China membukukan kerugian CNY 34 miliar. Hal ini terjadi seiring penurunan produksi.
Pembuatan baja adalah industri yang sangat ‘haus’ akan energi. Saat industri ini lesu, maka permintaan energi mengikuti, termasuk batu bara.
Sementara China adalah konsumen batu bara terbesar di dunia. Jadi apa yang terjadi di China akan sangat mempengaruhi pembentukan harga.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih menghuni zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 50,97.
RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSI batu bara hanya tipis di atas 50, yang berarti cenderung netral.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 7,27. Berada di area jual (short) bahkan sangat jenuh atau oversold.
Oleh karena itu, harga batu bara punya kesempatan untuk naik. Target resisten terdekat adalah US$ 146/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka US$ 151/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target support terdekat adalah US$ 142/ton yang menjadi MA-100. Penembusan di titik ini kemungkinan membawa harga batu bara turun lagi menuju US$ 137/ton yang adalah MA-200 atau support terjauh.
(aji)