Pelaku pasar kini mengantisipasi rilis serial data ekonomi AS, yang akan diawali oleh hasil survei ketenagakerjaan (JOLTS opening) nanti malam juga Indeks Keyakinan Konsumen AS.
Di Asia, para pemodal masih akan mencermati perkembangan di Jepang yang kemarin muncul dengan kabar mengejutkan yakni kekalahan koalisi yang dipimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) memperoleh mayoritas di parlemen—pertama kalinya sejak 2009.
Kabar itu menjatuhkan nilai yen hingga 1% kemarin dan menyeret mata uang Asia ikut terpuruk. Pagi ini, yen Jepang dibuka sedikit kuat dengan kenaikan 0,04%.
Makin dekat gelar Pemilihan Presiden AS pada pekan depan, mendorong pasar lebih volatile. Survei Bloomberg Markets Live Pulse menunjukkan, bila Donald Trump menang pilpres, saham dan Bitcoin akan diuntungkan ketimbang bila Kamala Harris yang unggul.
Sekitar 38% responden melihat ekuitas akan meningkat setahun dari sekarang di bawah kandidat dari Partai Republik, dibandingkan 13% di bawah kandidat Partai Demokrat.
Namun, kemenangan Trump tidak menguntungkan aset emerging market, terutama valutanya, karena kebijakan tarif barang impor akan melesatkan inflasi dan menjegal prospek bunga acuan The Fed. Itu akan melambungkan pamor dolar AS makin tinggi dan melemahkan mata uang lain, termasuk rupiah.
Selain itu, dengan kini harga minyak dunia kembali bangkit seiring tensi konflik yang meningkat di Timur Tengah pasca serangan Israel ke Iran, makin membuat rupiah kehilangan daya tarik. Lonjakan harga minyak yang berlanjut membebani anggaran dan bisa memicu inflasi lagi.
Hari ini, Kementerian Keuangan menggelar lelang rutin Surat Utang Negara (SUN) dengan target indikatif Rp22 triliun. Lelang akan berlangsung ketika sentimen pasar tengah memburuk. Para investor mungkin berupaya mencari yield lebih tinggi di pasar primer terutama untuk tenor favorit 2Y, 5Y dan 10Y.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren pelemahan, setelah kemarin terkontraksi dengan cepat break support kuat.
Nilai rupiah berpotensi terkoreksi menuju area Rp15.750 sampai dengan support Rp15.780/US$. Trendline channel sebelumnya pecah dan tertembus saat ini menjadi level resistance terdekat pada Rp15.700/US$.
Apabila pelemahan kembali berlanjut dengan tekanan dan volume yang tinggi, ada trendline garis putih dan MA-200 pada level Rp15.810/US$ akan jadi support paling krusial, bersama dengan Rp15.840/US$.
Sementara resistance selanjutnya ada pada Rp15.670-Rp15.650/US$.
(rui)