Logo Bloomberg Technoz

Rupiah menjadi mata uang emerging market Asia terlemah dengan pelemahan sempat menyentuh 0,60% ke level Rp15.740, posisi terburuk sejak Agustus. Pada penutupan pasar rupiah spot akhirnya ditutup melemah di Rp15.725/US$.

Tekanan bukan hanya terlihat di pasar valas. Aksi jual besar juga terlihat di pasar surat utang negara (SBN). Data Bloomberg mencatat, sampai perdagangan sore, mayoritas tenor SBN melesat naik. Tenor 5Y sempat menyentuh 6,63% dan total mencatat kenaikan yield 5,7 bps. Sementara tenor 10Y melonjak ke 6,80%. Tenor panjang 15Y juga naik 7,8 bps ke 6,99% dan tenor 30Y naik 4,3 bps ke 6,98%.

Di pasar saham, tekanan jual melanda saham-saham perbankan seperti BBRI, BMRI, BBNI dan BBCA. Saham sektor infrastruktur dan teknologi juga kompak turun. IHSG sesi satu tergerus 1,10%, termasuk yang terburuk di Asia.

Pada penutupan perdagangan, IHSG ditutup melemah sendirian kala mayoritas bursa Asia menguat. Sektor saham teknologi, saham infrastruktur, dan saham kesehatan jadi yang terdalam pelemahannya pada hari ini, melemah mencapai 1,48%, 1,33%, dan 0,86% secara masing-masing.

Risiko geopolitik

Tensi konflik di Timur Tengah kembali meningkat tajam menyusul serangan Israel ke Iran yang menggemparkan. Harga minyak dunia sempat mendidih mendekati US$80 per barel. Namun, pada Senin siang ini, harganya terpangkas lebih dari 4% karena kelegaan pasar karena Israel tidak menyerang fasilitas perminyakan Iran.

Meski demikian, langkah tersebut diyakini akan memicu lagi serangan balasan dari Iran juga sekutunya di Lebanon. Ketegangan di Timur Tengah berlangsung ketika para pelaku pasar juga tengah was-was menanti rilis berbagai data ekonomi penting AS pekan ini.

Juga, di tengah kegelisahan mendekati gelar Pemilihan Presiden AS pada 5 November nanti. 

AS akan merilis laporan ketenagakerjaan (jobs report) Oktober pada hari Jumat. Laporan itu akan memberikan konfirmasi pada pasar apakah ekspektasi terkait laju penurunan bunga bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), perlu direvisi lagi atau melontarkan harapan akan pengguntingan suku bunga pinjaman lebih besar.

Sebelum laporan ketenagakerjaan, AS akan merilis data inflasi PCE juga data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 annualized. Inflasi PCE pada September diperkirakan sebesar melandai jadi 2,1% year-on-year dibanding 2,2% bulan sebelumnya.

Namun secara bulanan masih naik 0,2% dari tadinya 0,1%. Sedangkan inflasi inti PCE, diperkirakan naik sebesar 0,3% month-on-month dan sedikit landai secara tahunan di 2,6%.

Asing hengkang

Aksi jual investor di pasar Treasury yang telah melesatkan imbal hasil di atas 4% di semua tenor, mempersempit selisih yield dengan surat utang RI. Itu yang memicu tekanan jual di pasar surat utang saat ini.

Asing sejatinya telah banyak melepas surat utang RI sejak pekan lalu. Catatan Bank Indonesia, berdasarkan data transaksi 21-24 Oktober 2024, investor nonresiden membukukan posisi jual neto Rp4,53 triliun di pasar SBN.

Sedangkan di pasar saham, asing telah menjual Rp3,01 triliun di pasar saham. Sementara di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), asing masih mencatat net buy Rp910 miliar pada periode yang sama.

Secara kumulatif, asing membukukan posisi net sell pekan lalu senilai Rp6,62 triliun. 

Sementara bila mengacu data Bloomberg, selama Oktober, nilai capital outflows asing telah menembus US$ 557,6 juta di mana pada pekan lalu saja nilai jual asing mencapai US$ 230,8 juta.

-- update pada data penutupan pasar hari Senin.

(rui)

No more pages