Logo Bloomberg Technoz

Gelombang Jual di Pasar Membesar, Rupiah Ambles Terburuk di Asia

Ruisa Khoiriyah
28 October 2024 12:58

Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tekanan eksternal memicu aksi jual besar di pasar surat utang negara domestik dan menyeret nilai rupiah ke level terlemah dalam dua bulan terakhir.

Pelaku pasar terbebani ketidakpastian yang meningkat menyusul ketegangan yang makin tinggi di Timur Tengah antara Israel versus Iran yang memicu perburuan kian masif akan aset safe haven, dalam hal ini adalah dolar Amerika Serikat (AS).

Aset-aset yang dinilai lebih berisiko seperti mata uang emerging market, termasuk rupiah, juga surat utang serta saham, ditinggalkan karena investor memitigasi pemburukan situasi pasar di pekan padat ini.

Pada saat yang sama, perkembangan politik baru di Jepang yang potensial mempengaruhi arah perekonomian Negeri Sakura, ditambah kondisi kelesuan ekonomi Tiongkok yang terindikasi makin menyeret kinerja korporasi di sana turut melemah, membuat aset-aset emerging market Asia kehilangan taji.

Rupiah ambles ke level Rp15.735/US$, level terlemah dalam dua bulan terakhir. Meski Bank Indonesia terindikasi berjaga di pasar menahan tekanan pada valuta agar tidak terlalu tajam dengan nilai rupiah sempat menyentuh Rp15.714 di awal perdagangan, nyatanya arus jual terlalu besar untuk dibendung.