Sejarah Sumpah Pemuda dimulai pada 12 Agustus 1928, saat berlangsungnya rapat yang melibatkan tokoh-tokoh pemuda Indonesia. Beberapa tokoh penting yang terlibat antara lain:
-
Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)
-
R.C.L. Senduk (Jong Celebes)
-
Johannes Leimena (Jong Ambon)
-
Mohammad Rochjani Soe`oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Kongres Pemuda II, yang berlangsung dari 27 hingga 28 Oktober 1928, diadakan di tiga gedung berbeda. Kongres ini menjadi tonggak penting bagi persatuan pemuda Indonesia.
Agenda Kongres Pemuda II
Hari Pertama: 27 Oktober 1928
Rapat pertama diadakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Lapangan Banteng. Beberapa agenda penting meliputi:
-
Pidato Pembuka oleh Soegondo Djojopoespito: Dalam pidatonya, ia membahas tentang pentingnya kongres pemuda serta sejarah organisasi pemuda.
-
Pidato Mohammad Amir: Sebagai penyampai pidato pertama, ia menekankan isu kesehatan mental.
-
Pidato dari Perwakilan Organisasi Pemuda: Tokoh-tokoh lain juga turut memberikan pidato, termasuk Mohammad Yamin yang berbicara tentang persatuan.
Hari Kedua: 28 Oktober 1928
Agenda hari kedua dibuka oleh wakil ketua Djoko Marsaid pada pukul 07.30 WIB. Beberapa pidato penting yang disampaikan antara lain:
-
Inoe Martakoesoema: Mengemukakan pentingnya pendidikan anak untuk masa depan bangsa.
-
Soenario: Membahas tentang kepanduan dan nasionalisme.
Pada sesi ini, Djoko Marsaid mengundurkan diri dari rapat akibat perbedaan pendapat mengenai fusi organisasi, tetapi tetap menekankan pentingnya persatuan dengan merujuk pada karya sastra, seperti Ramayana dan Mahabharata.
Hasil dan Putusan Kongres Pemuda II
Setelah dua hari penuh diskusi, hasil dan putusan kongres dibacakan. Mengacu pada buku Sumpah Pemuda: Latar Belakang Sejarah dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional (2008), hasil kongres menyepakati beberapa poin penting:
-
Menjunjung bahasa Indonesia: Bahasa Indonesia diharuskan digunakan dalam setiap perkumpulan pemuda, sebagai simbol persatuan dan identitas nasional.
Setelah pembacaan keputusan, para pemuda mengucapkan ikrar bersejarah, yang terdiri dari:
-
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia.
-
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
-
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Relevansi Sumpah Pemuda di Era Modern
Peringatan Hari Sumpah Pemuda kini lebih relevan dari sebelumnya. Semangat kolaborasi, sinergi, dan kebersamaan antar pemuda dan seluruh elemen bangsa menjadi kunci untuk mencapai kemajuan.
-
Kolaborasi Antar Generasi: Pentingnya sinergi antara generasi muda dan pemimpin untuk memajukan bangsa.
-
Pendidikan yang Berkualitas: Fokus pada pendidikan yang mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global.
-
Partisipasi Aktif dalam Masyarakat: Mendorong pemuda untuk berkontribusi dalam berbagai bidang, baik sosial, ekonomi, maupun politik.
(seo)