Logo Bloomberg Technoz

Alasan Dilarang Tidur Saat Pesawat Takeoff dan Landing

Referensi
28 October 2024 11:51

Pesawat Saudi Airlines bersiap mendarat di Bandara Internasional Ninoy Aquino (NAIA) di Manila, Filipina. (Dok: Geric Cruz/Bloomberg)
Pesawat Saudi Airlines bersiap mendarat di Bandara Internasional Ninoy Aquino (NAIA) di Manila, Filipina. (Dok: Geric Cruz/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Saat melakukan perjalanan udara, banyak traveler disarankan untuk tidak tidur selama fase kritis pesawat, yaitu saat lepas landas dan mendarat. Terdapat beberapa alasan penting yang harus diketahui, berdasarkan penjelasan dari para ahli perjalanan.

Dalam artikel ini, akan dibahas alasan-alasan penting di balik larangan tidur pada dua fase ini seperti dilansir Bloomberg Technoz dari berbagai sumber, Senin (28/10/2024).

Bahaya Barotrauma Telinga Saat Penerbangan

Sebuah pesawat Boeing 777-9 mendarat di Boeing Field di Seattle, Washington, AS./Bloomberg-David Ryder

Salah satu alasan utama mengapa Anda sebaiknya tidak tidur selama lepas landas dan mendarat adalah risiko barotrauma telinga, yang sering dikenal sebagai airplane ear. Ini adalah kondisi yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara antara lingkungan luar dan telinga bagian dalam.

Ketika pesawat lepas landas atau mendarat, tekanan udara dalam kabin berubah secara cepat. Proses ini dapat menyebabkan gendang telinga membengkak dan mengakibatkan rasa sakit. Fenomena ini mirip dengan yang dialami ketika seseorang menyelam ke dasar kolam renang dan merasakan nyeri pada telinga akibat tekanan air.

Banyak penumpang mengalami airplane ear selama penerbangan, merasakan nyeri atau sensasi telinga tersumbat. Hal ini juga dapat berujung pada gangguan pendengaran sementara atau pendengaran yang teredam.

Cara Mengatasi Barotrauma Telinga