Logo Bloomberg Technoz

Jalan Panjang Penjualan Saham Bank Panin yang Berujung Gagal

Whery Enggo Prayogi
27 April 2023 11:50

Ilustrasi Panin Bank. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Ilustrasi Panin Bank. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Hampir satu tahun yang lalu, ANZ Australia and New Zealand Banking Group Ltd. menyatakan minat untuk menjual saham PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) milik mereka. Bak gayung bersambut, penawaran serius pun datang dari Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. dan dilanjutkan dengan calon buyer lain, Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. 

Atas kabar yang mulai berhembus pada awal Juli tahun lalu, saham Bank Panin dengan kode saham PNBN kalai itu meroket. Berdasarkan data perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham Bank Panin pernah berada di posisi puncak Rp2.710/saham, pada Oktober 2022.  Padahal pada April tahun yang sama, nilai saham PNBN berada di Rp925/saham. Artinya dalam enam bulan terjadi kenaikan 192% saham PNBN.

Namun pasca Oktober 2022, saham PNBN memasuki fase downtren. Performanya terus menurun hingga Januari ini berada pada kisaran harga Rp1.315, atau drop 51,48% dari posisi puncaknya.

Saat kabar penjualan saham PNBN berhembus, valuasi perusahaan juga meningkat, bahkan sempat menyentuh US$3,1 miliar atau setara Rp46,13 triliun  (asumsi kurs Rp14.882/US$). Lantas menyusut menjadi US$2,6 miliar atau setara Rp38,69 triliun. Namun seiring waktu, kapitalisasi Bank Panin tersisa Rp31,3 triliun atau tergerus Rp14,8 triliun.

Pusat perkantoran di Jakarta. (Dok Bloomberg)

Tahun lalu, dilaporkan Bloomberg News, ANZ Group Holdings Ltd. yang memiliki 38,8% saham PNBN sejatinya tidak hanya menawarkan kepada MUFG melainkan juga kepada konglomerat Indonesia. Nilai investasi ANZ atas saham PNBN ditaksir sekitar US$1 miliar atau Rp14,8 triliun.