Cuma memang, namanya tidak muncul dalam laporan keuangan karena seluruh kreditur yang termasuk dalam utang dagang tercantum dalam utang usaha pihak ketiga.
Sritex masih memiliki sisa tagihan kepada Indo Bharat Rayon senilai Rp101,31 miliar.
"Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Juni 2024, nilai tagihan itu mencerminkan 0,38% dari total liabilitas Sritex," ujar Welly dalam keterbukaan informasi, dikutip Minggu (27/10/2024).
Welly menambahkan, Indo Bharat Rayon merasa tidak menerima pembayaran secara cicilan bulanan sejumlah US$17.000 dan/atau akan dilunaskan secara penuh pada tanggal jatuh tempo.
"Grup Sritex memandang bahwa ketentuan tersebut tidak bersifat kumulatif dan faktanya Grup Sritex telah melakukan sejumlah pembayaran yang lebih dari pada ketentuan minimum yang ditentukan dalam putusan homologasi," jelas Welly.
(red)