"Kemudian, jika sebuah saham masuk MSCI, maka kemungkinan besar keran arus dana asing yang masuk untuk membeli saham tersebut semakin besar, terutama dari passive investors," ujar Alvin, dikutip Minggu (27/10/2024).
Masih berkaitan dengan arus beli tersebut, kondisi ini akan membuka peluang investor exit dari saham yang bersangkutan.
MSCI juga meninjau ulang konstituennya setiap triwulan. Sehingga, ini bisa menjadi cerminan dinamika pasar secara efektif.
Waspadai Risiko
Sah-sah saja jika sebuah saham tengah diupayakan masuk ke indeks global tertentu. Namun, tetap pertimbangkan risikonya.
saham BRMS sejak Oktober 2022 hingga September 2024 cenderung sideways, rata-rata di kisaran Rp167/saham, dengan rentang harga antara Rp120/saham-Rp220/saham.
Padahal, harga emas di periode yang sama sudah lompat 62% dari semula US$1.600/oz menjadi US$2.600/oz. Namun, harga sahamnya tidak ikut naik mengikuti tren ini meski pendapatannya juga naik.
"Hanya dalam waktu satu bulan terakhir saja, saham BRMS terakselerasi 111% dengan volume transaksi yang tebal karena ekspektasi masuk ke Indeks MSCI," jelas Alvin.
"Saham BRMS lebih digerakkan oleh 'permainan' pasar ketimbang fundamental, karena pergerakan saham BRMS dan harga emas tidak berbanding lurus."
Respons Agoes Projosasmito
Presiden Direktur PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Agoes Projosasmito buka suara soal pergerakan saham BRMS yang kabarnya tengah diupayakan masuk Indeks MSCI.
Menurutnya, tidak ada upaya dari manajemen BRMS untuk mengejar target saham masuk menjadi konstituen Indeks MSCI.
"Tidak ada. Kebetulan sekali itu memang BRMS melalui anak usahanya, Citra Palu Minerals (CPM), sedang ekspansif," ujar Agoes kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (24/10/2024).
Bersamaan dengan ekspansi, harga emas dunia juga sedang dalam tren naik. Beberapa hari lalu, harga emas bahkan sempat kembali rekor usai menyentuh kisaran US$2.700/troy ons.
Ekspansi itu akan tercermin pada kinerja keuangan 2024 yang akan rilis tahun depan.
Agoes menambahkan, rumor ada di mana-mana. Namun, dia menegaskan, pihaknya tidak ada upaya manajemen untuk saham BRMS masuk Indeks MSCI.
"Masuk Indeks MSCI syukur, nggak masuk, ya, kami harus kerja keras lagi," kata Agoes.
"Kalau spekulasi boleh saja. Tapi, cawe-cawe dari manajemen untuk menggiring itu tidak ada. Kalau analisa Goldman Sachs, harga emas juga bisa mencapai US$3.000/troy ons, kan."
(red)