Logo Bloomberg Technoz

Alasan Prabowo Arahkan RI Masuk BRICS: Soal Dedolarisasi

Azura Yumna Ramadani Purnama
25 October 2024 18:20

Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia (24/10/2024). (Dok. Kementerian Luar Negeri)
Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia (24/10/2024). (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono menyampaikan keinginan Indonesia untuk bergabung menjadi anggota BRICS dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia, Kamis (24/10/2024).

KTT BRICS merupakan Konferensi Tingkat Tinggi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Negara anggota BRICS memiliki ambisi mengurangi ketergantungan negaranya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) atau dedolarisasi.

Menanggapi hal itu, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi menyatakan Indonesia hingga saat ini memang selalu mencari peluang-peluang untuk membuat ekonomi menjadi efisien.

Dalam hal ini, termasuk langkah-langkah yang akan diambil BRICS dalam upaya dedolarisasi. Namun, konteksnya tidak spesifik secara politik memihak kebijakan suatu blok.

“Jadi tujuan utamanya sebenarnya lebih kepada efficient economy. Bukan masalah kita sensitif dengan sebuah mata uang, enggak. Karena bagaimanapun kalau kita masuk ke dalam situ [sensitif terhadap mata uang], nanti kita justru kehilangan sebenarnya perspektifnya akan kemana,” kata Edi ketika ditemui awak media di kantornya, Jumat (25/10/2024).