Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mewaspadai cuaca panas yang terjadi di dunia, termasuk Indonesia, karena bisa memengaruhi angka inflasi di Tanah Air.
Luhut tidak menampik fenomena El Nino tidak terelakkan sebagai pengganti dari La Nina yang terus berlangsung selama tiga tahun terakhir. Fenomena La Nina identik membawa cuaca lebih basah, sedangkan El Nino membawa suhu meninggi hingga cuaca lebih kering. Informasi ini Luhut dapatkan dari Sekjen Organisasi Meteorologi Dunia.
Menurut Luhut, suhu di beberapa daerah memang terasa lebih tinggi dari biasanya. Bahkan, suhu laut telah mencapai rekor tertinggi, setelah terjadi hal yang sama pada 2016. Suhu tinggi juga terjadi di benua Asia.
“Dari permodelan cuaca yang kami dapatkan El Nino diprediksi terjadi pada Agustus 2023 meski ketidakpastian tingkat keparahan El Nino masih sangat tinggi,” ucap Luhut dalam unggahannya, dikutip Kamis (27/4/2023).
Atas pengamatan dan pengalaman, Luhut meminta seluruh kementerian lembaga dan kepada daerah, mulai mengantisipasi potensi terjadi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan akibat El Nino seperti yang terjadi di 2015. Pasalnya, akan ada korelasi pada angka produksi pertanian akibat fenomena ini, tegas Luhut, berdasarkan data Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).
“Belum lagi dampak luas terhadap inflasi Indonesia dikarenakan besarnya kontribusi inflasi pangan terhadap inflasi keseluruhan. Hal ini terjadi karena diperkirakan 41% lahan padi mengalami kekeringan ekstrim di tahun tersebut,” kata Luhut.
Langkah antisipasi yang telah pemerintah lakukan saat ini adalah teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino. Luhut berharap pengalaman El Nino delapan tahun lalu tidak lagi berdampak besar untuk Indonesia.
“Mari kita semua tetap waspada dan saling menjaga di masa masa sulit seperti ini sehingga kerugian yang terjadi akibat peralihan cuaca bisa kita reduksi bersama demi kemaslahatan masyarakat Indonesia seluruhnya,” papar dia.
(wep/wdh)