"Dia menghancurkan reputasi saya dan saya mencoba kembali ke kehidupan sebelum hal itu terjadi," tambah Carroll.
Dewan juri persidangan yang terdiri dari sembilan laki-laki dan tiga perempuan ini akan memutuskan apakah Trump bertanggung jawab atas dakwaan menyerang Carroll secara seksual dan mencemarkan nama baiknya.
Dugaan pencemaran nama baik Carroll itu paling akhir terjadi tahun lalu ketika Trump mengatakan di media sosial bahwa penuduhnya itu berbohong soal serangan tersebut untuk menjual buku karyanya.
Jika dewan juri memutuskan Trump bertanggung jawab atas dakwaan itu, mereka akan menetapkan jumlah ganti rugi yang harus dia bayar kepada korban.
Kasus ini kembali muncul di saat Trump berniat maju di pilpres 2024 setelah klaim serupa terkait dugaan perlakuan Trump pada perempuan gagal menjadi penghalang kemenangan di pilpres 2016.
Sedu sedan Carroll
Carroll mulai menangis ketika dia mengatakan "akhirnya" dia mendapat kesempatan, tetapi dia menolak permintaan pengacaranya agar diberi waktu istirahat agar dia bisa menenangkan diri.
"Ini kesempatan saya," katanya di kursi saksi. "Saya tidak akan hanya duduk di sini dan menangis dan membuang-buang waktu semua orang."
Trump menyangkal melakukan kesalahan dan mengatakan bahwa kasus ini adalah bagian dari "pencemaran" politis yang lebih luas. Mantan presiden ini merujuk juga pada dakwaan yang diajukan oleh jaksa penuntut wilayah Manhattan dan sejumlah kasus kriminal terkait upayanya mengubah hasil pilpres 2020.
Trump kembali mengecam perkara perdata yang diajukan oleh Carroll di media sosial dengan menyebutnya "penipuan" dan menyela penuduhnya itu dengan sebutan "Nona Bergdorf Goodman."
Dia mengatakan tuduhan itu jelas bohong karena usia Carroll dan juga karena dia bukan "seleranya."
Dalam persidangan perdana Selasa (25/4) pengacara Trump Joe Tacopina mengatakan akan mencoba mematahkan cerita Carroll dengan memberi bukti bahwa motivasinya adalah kebencian pada Trump dan jika pun tuduhan itu benar, dia menunggu terlalu lama untuk mengemukakannya.
Trump sendiri belum mengatakan apakah dia akan memberi kesaksian atau menghadiri persidangan tersebut.
Peluru tambahan
Carroll mengatakan kepada dewan juri bahwa dampak yang dialami setelah secara terbuka mengajukan tuduhan itu sangat berat sehingga dia pun memutuskan untuk membeli peluru tambahan bagi senjata miliknya.
Dia menambahkan surat-surat elektronik yang kejam itu dipicu oleh pernyataan bahwa dia seorang pembohong yang dikeluarkan oleh Trump ketika masih berkuasa di Gedung Putih.
"Ampun, itu memukul saya dan membuat saya jatuh - saya kehilangan reputasi," ujarnya. "Bahkan orang yang saya kenal pun memandang saya dengan penuh kasihan, dan mereka yang sebelumnya tidak punya pendapat tentang saya sekarang berpikir saya pembohong dan membenci saya."
"Ya Tuhan, kebencian pada diri saya itu sangat luar biasa," ujarnya kepada dewan juri.
Ketika diminta menggambarkan bagaimana dugaan serangan itu terungkap, Carroll mengatakan bahwa dia sedang berbelanja di toserba mewah itu ketika berpapasan dengan Trump. Dia mengatakan mau membantu Trump memilih kado untuk seorang perempuan.
Carroll mengatakan Trump memintanya ke bagian pakaian dalam di lantai enam, dan di sana mereka melihat satu kemben bertali dan Trump bercanda agar Carroll memakainya. Penuduh mengatakan dia malah mengatakan Trump lah yang harus memakainya, dengan pikiran mantan presiden itu akan memakainya tanpa membuka busana.
Carroll mengatakan mau ke kamar ganti dengan Trump karena berpikir itu lucu, "sama seperti lelucon di acara Saturday Night Live."
Menurut Carrol, Trump kemudian "menutup pintu ruang ganti, mendorong saya ke dinding. Dia mendorong saya dengan keras sehingga kepala saya membentur dinding. Saya langsung pusing dan tiba-tiba sadar hal yang duga akan terjadi ternyata tidak terjadi."
Dia bersaksi bahwa dia tidak berteriak tetapi berupaya keras melawan, meski Trump memiliki tubuh jauh lebih besar.
"Alasan utama saya masih tetap hidup saat itu adalah ingin segera keluar dari ruang ganti tersebut," katanya
Carrol mengatakan "mencoba keluar dari tekanan Trump, tetapi dia menurunkan stokingnya" dan melakukan serangan seksual dengan jari-jari, "yang sakit luar biasa. Dia memasukkan tangannya dan membengkokkan jarinya. Saya masih merasakan itu saat ini pun."
"Saya bangga bisa mengatasinya," ujar Carroll. "Saya mendorong dia dengan kaki saya."
Penulis berusia 79 tahun ini berusaha menahan air mata ketika menggambarkan rasa bersalah karena mau ke ruang ganti bersama Trump.
"Saya malu," ujarnya. "Saya pikir itu adalah salah saya. Karena saya bergenit-genitan dengannya."
(bbn)