Logo Bloomberg Technoz

Wacana Subsidi BBM Diganti BLT, Kelas Menengah Bisa Gigit Jari

Hidayat Setiaji
25 October 2024 13:20

Banderol harga Pertalite di SPBU Pertamine./Bloomberg-Dimas Ardian
Banderol harga Pertalite di SPBU Pertamine./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melemparkan wacana seputar subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Ada rencana subsidi BBM akan dialihkan menjadi Bantuan  Langsung Tunai (BLT) agar lebih tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat jumlah.

Namun masalahnya, subsidi BBM tidak hanya dinikmati rakyat miskin. Subsidi BBM, yang membuat harga lebih terjangkau, juga menjadi ‘juru selamat’ bagi kelompok kelas menengah, yang tidak layak mendapatkan BLT.

Saat subsidi BBM dialihkan menjadi BLT, maka kelas menengah berisiko membayar lebih mahal untuk bermobilitas. Daya beli dan konsumsi mereka akan turun.

Padahal kelas menengah adalah motor konsumsi rumah tangga. Sementara konsumsi rumah tangga adalah penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), kelompok kelas menengah mencakup masyarakat dengan pengeluaran berkisar Rp 2.040.262-9.909.844 per kapita per bulan pada 2024. Jumlah itu ditentukan oleh standar Bank Dunia soal kelas menengah dengan perhitungan 3,5-17 kali garis kemiskinan suatu negara.