UNRWA mengonfirmasi bahwa Abu Itiwi adalah anggota staf badan tersebut dan tewas pada Rabu. Dikatakan bahwa nama Abu Itiwi tercantum dalam surat yang diterima UNRWA dari Israel pada Juli yang berisi daftar 100 staf yang juga diduga merupakan anggota kelompok bersenjata, termasuk Hamas.
"Komisaris jenderal UNRWA segera menanggapi surat itu dengan menyatakan tuduhan apa pun ditanggapi dengan serius. Ia mendesak (pemerintah Israel) untuk bekerja sama dengan badan tersebut dengan memberikan informasi lebih lanjut, sehingga ia dapat mengambil tindakan. Hingga saat ini, UNRWA belum menerima tanggapan apa pun atas surat itu," kata Juliette Touma, Direktur Komunikasi UNRWA.
UNRWA menyediakan pendidikan, kesehatan, dan bantuan bagi jutaan warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon, dan Suriah.
Hubungannya dengan Israel telah lama bergolak, dan makin memburuk sejak dimulainya perang di Gaza. Israel sendiri telah berulang kali menyerukan agar UNRWA dibubarkan.
"Israel telah meminta klarifikasi mendesak dari pejabat senior PBB dan penyelidikan mendesak atas keterlibatan karyawan UNRWA dalam pembantaian 7 Oktober," kata juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari.
(ros)