Bagi pembeli emas persis setahun silam, bila menjual emasnya hari ini maka potensi return yang bisa dinikmati mencapai 22,8%. Keuntungan lebih besar bisa dicairkan bagi pembeli emas lima tahun lalu kala harganya masih di kisaran Rp754.000 per gram.
Return potensial yang bisa dikantongi mencapai 82,8%. Sedang pembeli emas 10 tahun silam, pada Oktober 2014, ketika harganya dibanderol Rp523.000 per gram, keuntungan yang bisa dibukukan mencapai 163% bila menjualnya hari ini.
Kenaikan harga emas Antam kembali memecahkan rekor tertinggi baru sepanjang masa, terutama terdorong oleh lonjakan harga emas dunia tadi malam.
Pada penutupan pasar New York, harga emas spot ditutup naik 0,76% ke level US$ 2.736,17 per troy ounce, setelah hari sebelumnya ambruk 1,22%.
Harga emas yang kembali bangkit, terdorong oleh perkembangan sentimen di pasar global di mana para investor banyak memburu aset safe haven mengantisipasi ketidakpastian yang meningkat, jelang gelar Pemilihan Presiden Amerika Serikat.
Harga emas Antam juga dipengaruhi oleh pergerakan kurs dolar AS. Dalam sepekan terakhir, nilai dolar AS dalam rupiah menguat 0,76%. Semakin mahal harga dolar AS, makin mahal pula harga emas Antam karena penentuan harga dikonversi dari dolar ke rupiah.
Sudah naik hampir 4%
Pada Kamis (24/10/2024), harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.736,2/troy ons. Naik 0,76% dibandingkan hari sebelumnya, menurut data Bloomberg.
Harga emas sempat terkoreksi lebih dari 1% pada Rabu (23/10/2024). Ini adalah koreksi harian terdalam selama hampir 2 bulan terakhir.
Jumat pagi ini, harga emas di Asia sedikit beringsut ke kisaran US$ 2.734,74 per troy ounce, mengindikasikan kenaikan 0,48% point-to-point. Sementara selama Oktober, penguatan harga emas dunia sudah melonjak 3,8% month-to-date.
Ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve, bakal kembali menurunkan suku bunga acuan mencari pendorong harga emas. Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5-4,75% pada November mencapai 95,5%. Naik dibandingkan kemarin yaitu 91,8%.
Hingga akhir 2025, pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebanyak 135 basis poin.
“Meski ada kemungkinan peningkatan volatilitas saat musim laporan keuangan (earnings season) dan pemilihan presiden di AS pada November, outlook jangka panjang masih solid,” kata Daniel Skelly dari Morgan Stanley Wealth Management Market Research & Strategy Team, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun karena ikut menurunkan opportunity cost.
(rui)