Lanskap itu memberi gambaran akan peluang penguatan rupiah hari ini setelah kemarin sukses ditutup menguat di level Rp15.584/US$. Penguatan bisa berlanjut hari ini karena tekanan jual di pasar surat utang negara terlihat mulai berkurang kemarin.
Pada penutupan sore, mayoritas SBN mencatat penurunan tingkat imbal hasil. Meski untuk beberapa seri acuan masih naik yield-nya, seperti tenor 2Y naik 3,7 bps dan 10Y naik 2,9 bps. Sedangkan tenor 5Y turun 1,1 bps. Tenor panjang 15Y juga turun banyak 4,7 bps mengindikasikan ada pemulihan harga surat utang.
Tadi malam, AS melaporkan kinerja penjualan rumah baru yang melampaui perkiraan pasar juga klaim pengangguran yang turun, disusul perkembangan aktivitas bisnis yang melaju stabil. Data-data itu memberikan energi bagi penguatan saham dan surat utang.
Selain itu, pernyataan Gubernur The Fed Cleveland Beth Hammack yang menilai terjadi kemajuan dalam penjinakan inflasi AS meski bukan berarti misi itu telah tercapai sepenuhnya.
"Kami telah membuat kemajuan y ang baik tapi inflasi masih melampaui target FOMC sebesar 2%," katanya.
Ia menilai, The Fed telah mampu mendinginkan tekanan harga sembari mempertahankan pasar tenaga kerja dalam kondisi tetap baik dan perekonomian tetap tangguh.
Di pasar swap, para traders makin yakin akan ada pemangkasan bunga acuan sebesar 25 bps bulan depan dan pada Desember. Sementara ekspektasi penurunan bunga acuan The Fed tahun depan juga masih bertahan.
"Setelah Pilpres bulan depan, kami memperkirakan indeks dolar AS akan bergerak melemah siapapun yang akan memenangkan pemilihan," kata Carie Li, Global Market Strategist DBS Bank Hong Kong, berbicara di Bloomberg Television.
Sedangkan dari Asia, pernyataan Gubernur Bank of Japan, bank sentral Jepang, pagi ini yang menyatakan tidak akan menaikkan bunga acuan pada pertemuan pekan depan, memberi sentimen yang baik bagi emerging market Asia.
Para pelaku pasar masih mencermati perkembangan ekonomi AS dengan memantau kinerja perusahaan.
"Meskipun ada kemungkinan volatilitas yang lebih tinggi seiring semakin dekat musim pendapatan dan Pilpres November, prospek jangka panjang pasar tetap solid," kata Daniel Skelly, dari divisi Wealth Management Market Research & Strategy Morgan Stanley, dilansir dari Bloomberg News.
Pada pembukaan pasar pagi ini, valuta Asia bergerak variasi di mana ringgit dan won Korsel bergerak menguat. Namun, dolar Singapura dan dolar Hong Kong juga yuan offshore melemah tipis.
Indeks saham di Jepang dibuka merah pagi ini, sedangkan Kospi masih bergerak hijau dengan kenaikan 1,15% kala perdagangan berjalan hampir 30 menit.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan penguatan dengan target ke area Rp15.550/US$ yang menjadi resistance terdekat sebelum break resistance selanjutnya dengan target di Rp15.530/US$ sampai dengan Rp15.500/US$.
Bila level itu terlampaui, rupiah berpotensi makin perkasa ke kisaran Rp15.470/US$ dan Rp15.440/US$ sebagai resistance paling potensial di MA-50.
Jika nilai rupiah melemah dan tertekan pada perdagangan hari ini, support menarik dicermati pada level Rp15.600/US$ dan selanjutnya Rp15.650/US$. Adapun support terkuat juga sebagai support psikologis ada di level Rp15.700/US$.
(rui)