Hingga akhir 2025, pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebanyak 135 basis poin.
“Meski ada kemungkinan peningkatan volatilitas saat musim laporan keuangan (earnings season) dan pemilihan presiden di AS pada November, outlook jangka panjang masih solid,” tegas Daniel Skelly dari Morgan Stanley Wealth Management Market Research & Strategy Team, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun karena ikut menurunkan opportunity cost.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas bertengger di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 68,39. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
RSI emas juga sudah turun ke bawah 70. Artinya, emas sudah tidak jenuh beli (overbought).
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 68,4. Menempati area beli (long) dan bahkan cukup kuat.
Meski demikian, rasanya risiko koreksi masih akan menghantui. Cermati pivot point di US$ 2.728/troy ons. Sebab jika tertembus, maka support US$ 2.698/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 10 bisa terkonfirmasi.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.742/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik menuju US$ 2,759/troy ons.
(aji)