Produsen es krim Magnum tersebut sedang menjalani perombakan besar, termasuk rencana untuk memisahkan atau menjual divisi es krimnya serta inisiatif pengurangan biaya yang akan mengurangi 7.500 pegawai secara global. Perusahaan mengonfirmasi bahwa pemisahan unit es krim, yang tumbuh paling cepat pada kuartal ini sebagian karena penurunan tahun lalu, masih berjalan sesuai rencana dan diharapkan selesai pada akhir tahun depan.
Pemisahan divisi es krim merupakan bagian dari strategi Schumacher untuk mengembalikan kepercayaan investor setelah periode kinerja yang kurang memuaskan. Seperti banyak perusahaan barang konsumen lainnya, Unilever kini berusaha keluar dari pola pertumbuhan yang bergantung pada kenaikan harga selama periode inflasi tinggi dan kembali fokus pada peningkatan volume penjualan.
Namun, upaya ini menghadapi tantangan dari lemahnya sentimen konsumen di negara-negara seperti AS dan China.
Pasar yang Menantang
Pasar berkembang, yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan Unilever dan menyumbang sebagian besar penjualan, berkinerja kurang baik dibandingkan grup secara keseluruhan dengan pertumbuhan penjualan sebesar 2,9%. Kelemahan terjadi di China, sementara India mengalami penurunan harga, dan Unilever menghadapi tantangan operasional di Indonesia di mana beberapa konsumen memboikot merek-merek Barat terkait konflik di Gaza.
Amerika Utara, di mana portofolio Unilever didominasi oleh produk kecantikan, suplemen, dan perawatan pribadi, menjadi kawasan dengan pertumbuhan tercepat, menunjukkan potensi pertumbuhan yang lebih kuat di sektor-sektor tersebut.
Meskipun demikian, Unilever kembali menegaskan target tahunan untuk pertumbuhan penjualan antara 3% hingga 5%, dengan sebagian besar berasal dari peningkatan volume. Margin operasi tahunan diharapkan mencapai setidaknya 18%.
Selain itu, Danone juga mencatat hasil yang melampaui ekspektasi pada kuartal ketiga, didorong oleh portofolio yang berfokus pada kesehatan. Kedua perusahaan ini lebih berhasil beralih ke pertumbuhan yang didorong oleh volume dibandingkan dengan Nestle SA, yang baru-baru ini memangkas target tahunannya, membalikkan nasibnya setelah sebelumnya lebih unggul dari Unilever.
(bbn)