Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) belakangan memunculkan ekspektasi jika saham Grup Bakrie ini tengah digiring untuk bisa masuk Indeks MSCI yang merupakan salah satu acuan indeks global. Investor disarankan tetap waspadai risiko di balik hal ini.
Analis Algo Research Alvin Baramuli menjelaskan, saham BRMS sejak Oktober 2022 hingga September 2024 cenderung sideways, rata-rata di kisaran Rp167/saham, dengan rentang harga antara Rp120/saham-Rp220/saham.
Padahal, harga emas di periode yang sama sudah lompat 62% dari semula US$1.600/oz menjadi US$2.600/oz. Namun, harga sahamnya tidak ikut naik mengikuti tren ini meski pendapatannya juga naik.
"Hanya dalam waktu satu bulan terakhir saja, saham BRMS terakselerasi 111% dengan volume transaksi yang tebal karena ekspektasi masuk ke Indeks MSCI," ujar Alvin, dikutip Kamis (24/10/2024).
"Saham BRMS lebih digerakkan oleh 'permainan' pasar ketimbang fundamental, karena pergerakan saham BRMS dan harga emas tidak berbanding lurus."
Masuknya Salim
Cuma memang, tak bisa dipungkiri, BRMS mulai bertransformasi usai masuknya Grup Salim beberapa waktu lalu.
"Grup Salim dikenal dengan kemampua manajemen yang kuat dan rekam jejak yang baik dalam meningkatkan kinerja perusahaan. BRMS juga terus memperbaiki tata kelola perusahaan (GCG), yang diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan," seperti dikutip dari riset Henan Putihrai.

BRMS juga terus melakukan ekspansi untuk meningkatkan produksi emas. Perusahaan tengah membangun pabrik emas di Gorontalo dengan kapasitas 2.000 ton bijih per hari yang ditargetkan selesai pada Juni 2026.
BRMS juga tengah menyelesaikan konstruksi pabrik emas ketiga dengan metode heap leach yang terletak di Palu, yang diharapkan rampung pada akhir tahun ini. Masih di Palu, BRMS juga sedang mengembangkan proyek emas di Blok 1 (Poboya) di Palu, Sulawesi.
Sehingga, BRMS memiliki prospek cerah di masa depan. Kenaikan harga emas, peningkatan produksi, dukungan Grup Salim, dan perbaikan GCG menjadi fondasi yang kuat bagi pertumbuhan berkelanjutan BRMS.
Respons Agoes Projosasmito
Presiden Direktur PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Agoes Projosasmito buka suara soal pergerakan saham BRMS yang kabarnya tengah diupayakan masuk Indeks MSCI.
Menurutnya, tidak ada upaya dari manajemen BRMS untuk mengejar target saham masuk menjadi konstituen Indeks MSCI.
"Tidak ada. Kebetulan sekali itu memang BRMS melalui anak usahanya, Citra Palu Minerals (CPM), sedang ekspansif," ujar Agoes kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (24/10/2024).
Bersamaan dengan ekspansi, harga emas dunia juga sedang dalam tren naik. Beberapa hari lalu, harga emas bahkan sempat kembali rekor usai menyentuh kisaran US$2.700/troy ons.
Ekspansi itu akan tercermin pada kinerja keuangan 2024 yang akan rilis tahun depan.
Agoes menambahkan, rumor ada di mana-mana. Namun, dia menegaskan, pihaknya tidak ada upaya manajemen untuk saham BRMS masuk Indeks MSCI.
"Masuk Indeks MSCI syukur, nggak masuk, ya, kami harus kerja keras lagi," kata Agoes.
"Kalau spekulasi boleh saja. Tapi, cawe-cawe dari manajemen untuk menggiring itu tidak ada. Kalau analisa Goldman Sachs, harga emas juga bisa mencapai US$3.000/troy ons, kan."
Saham BRMS masih mengakumulasi kenaikan 5,36% selama perdagangan sepekan terakhir, meski pada hari ini mengalami penurunan.
Dalam tiga bulan terakhir, saham BRMS bahkan sudah naik 128,29%. Tren kenaikan belakangan ini membuat saham BRMS mengakumulasi kenaikan hingga 108.24% sejak awal tahun.
(red)