Tim peneliti tidak hanya menemukan satu fosil, tetapi lebih dari selusin, lengkap dengan fosil jejak. Fosil jejak ini merupakan cetakan tubuh yang terawetkan dalam lapisan mikroalga dan bakteri, yang sekarang telah menjadi batu. Beberapa cetakan menunjukkan jejak yang sedikit bergeser dari tepi fosil yang lebih keras, yang mengindikasikan bahwa makhluk ini adalah salah satu hewan pertama yang mampu bergerak secara mandiri.
“Ketika kami membalikkan sebuah batu, menyikatnya, dan melihat jejak fosil yang jelas di belakang spesimen Quaestio, itu adalah bukti bahwa organisme ini bisa bergerak,” ungkap Ian Hughes, ahli biologi evolusioner dari Universitas Harvard, melansir dari Science Alert, Rabu (23/10).
Hughes menambahkan bahwa penemuan fosil jejak ini adalah salah satu momen paling mengesankan dalam sejarah penemuan makhluk ini.
Karakteristik Unik Quaestio
Quaestio memiliki ukuran sedikit lebih kecil dari telapak tangan manusia dan ciri khas tanda tanya pada tubuhnya. Tanda tanya ini menandakan sisi kiri dan kanan tubuhnya, menunjukkan adanya simetri bilateral meski sedikit asimetris. Ciri asimetri ini merupakan komponen penting dalam hewan modern, termasuk manusia, dan menunjukkan bahwa Quaestio mungkin adalah makhluk pertama yang mengembangkan karakteristik ini.
Scott Evans, seorang ahli geologi dari Florida State University, menyatakan bahwa belum pernah ditemukan fosil lain di zaman ini yang menunjukkan organisasi tubuh seperti yang dimiliki oleh Quaestio. “Tidak ada fosil lain dari masa ini yang menunjukkan jenis organisasi tubuh ini dengan begitu jelas,” tegas Scott.
Asimetri merupakan komponen penting dalam hewan modern, dan Quaestio dapat dianggap sebagai salah satu yang pertama kali mengembangkan keunikan ini. Mempelajari sejarah kehidupan melalui fosil memberikan pemahaman mengenai bagaimana hewan berevolusi dan proses yang menyebabkan kepunahan mereka, baik karena perubahan iklim maupun faktor lainnya.
Mary Droser, seorang ahli paleontologi dan ilmuwan utama untuk Taman Nasional Nilpena Ediacara—tempat di mana fosil ini ditemukan—menyatakan, “Mempelajari sejarah kehidupan melalui fosil memberi tahu kita bagaimana hewan berevolusi dan proses apa yang menyebabkan kepunahan mereka.”
Karena nilai penemuan ini, Taman Nasional Nilpena Ediacara sedang dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam daftar situs Warisan Dunia UNESCO. Tempat ini menyimpan catatan fosil hewan tertua di Bumi yang sangat berharga untuk memahami sejarah kehidupan di planet ini.
“Kami adalah satu-satunya planet yang diketahui memiliki kehidupan. Jadi, saat kita mencari kehidupan di planet lain, kita bisa melihat kembali ke masa lalu di Bumi untuk memahami bagaimana kehidupan berkembang di sini,” tutup Mary.
(seo)