Agoes menambahkan, rumor ada di mana-mana. Namun, dia menegaskan, pihaknya tidak ada upaya manajemen untuk saham BRMS masuk Indeks MSCI.
"Masuk Indeks MSCI syukur, nggak masuk, ya, kami harus kerja keras lagi," kata Agoes.
"Kalau spekulasi boleh saja. Tapi, cawe-cawe dari manajemen untuk menggiring itu tidak ada. Kalau analisa Goldman Sachs, harga emas juga bisa mencapai US$3.000/troy ons, kan."
Saham BRMS masih mengakumulasi kenaikan 5,36% selama perdagangan sepekan terakhir, meski pada hari ini mengalami penurunan.
Dalam tiga bulan terakhir, saham BRMS bahkan sudah naik 128,29%. Tren kenaikan belakangan ini membuat saham BRMS mengakumulasi kenaikan hingga 108.24% sejak awal tahun.
Pergerakan seperti itu juga yang memicu narasi di pasar jika saham BRMS tengah berupaya memenuhi sejumlah kriteria yang disyaratkan Indeks MSCI.
Saat ini, saham BRMS memiliki total market cap sekitar Rp48 triliun. Jumlah saham beredar di publik di bawah 5% (free float) sebesar 52% dari sebelumnya 49% per akhir 2024.
Sementara, market cap BRMS berdasarkan free float sekitar Rp26 triliun. Jika saham BRMS mencapai Rp400/saham, maka market cap berdasarkan free float mencapai Rp28 triliun.
Jumlah free float dan nilai market cap, ditambah jika saham BRMS bisa menyentuh Rp400/saham dan mempertahankannya hingga akhir Oktober 2024, maka saham BRMS sudah memenuhi kriteria untuk masuk Indeks MSCI.
Analis Algo Research Alvin Baramuli menjelaskan, saham BRMS sejak Oktober 2022 hingga September 2024 cenderung sideways rata-rata di kisaran Rp167/saham, dengan rentang harga antara Rp120/saham-Rp220/saham.
Padahal, harga emas di periode yang sama sudah lompat 62% dari semula US$1.600/oz menjadi US$2.600/oz. Namun, harga sahamnya tidak ikut naik mengikuti tren ini meski pendapatannya juga naik.
"Hanya dalam waktu satu bulan terakhir saja, saham BRMS terakselerasi 111% dengan volume transaksi yang tebal karena ekspektasi masuk ke Indeks MSCI," ujar Alvin, dikutip Kamis (24/10/2024).
"Saham BRMS lebih digerakkan oleh 'permainan' pasar ketimbang fundamental, karena pergerakan saham BRMS dan harga emas tidak berbanding lurus."
(ibn/dhf)