“Banyak yang khawatir mengenai pasar obligasi saat ini,” kata Suhail Shaikh, Kepala Investasi di Fulcrum Asset Management, seperti yang diwartakan Bloomberg News.
“The Fed telah dinilai terlalu agresif di pasar dalam hal penurunan suku bunga dibandingkan dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh perekonomian.”
Harga swap mencerminkan kurang dari 100% kepastian Bank Sentral akan kembali memangkas suku bunga acuan pada masing-masing dari dua pertemuan kebijakan tersisa di 2024. Pasar obligasi juga memangkas taruhan pada tingkat penurunan suku bunga The Fed selama tahun depan.
Trader akan mendapatkan kejelasan lebih lanjut di minggu depan mengenai seberapa besar kemungkinan para pejabat akan melonggarkan kebijakan tersebut, dengan dirilisnya pembacaan pasar tenaga kerja untuk data Oktober.
Adapun kenaikan imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah AS membuat aset-aset berisiko seperti saham kehilangan pesona.
Penurunan indeks saham dan lonjakan Yield ini terjadi di tengah semakin besarnya keraguan di mana Federal Reserve akan terus memangkas suku bunga acuan secara agresif atau bahkan justru mempertahankan suku bunga acuan di bulan November nanti.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, ekspektasi mengenai satu lagi pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan Federal Reserve bulan depan semakin mengecil setelah data Ekonomi AS terbaru memperlihatkan Ekonomi AS dan pasar tenaga kerja AS berada dalam kondisi sehat.
“Sejumlah pejabat tinggi Federal Reserve telah mengatakan bahwa meskipun mereka mendukung pemangkasan suku bunga lebih lanjut, mereka tidak ingin melakukannya dengan terlalu cepat,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, Nasdaq ambles 1,60% memimpin pelemahan Wall Street pada perdagangan semalam. Pelemahan tersebut bersamaan dengan kenaikan U.S. 10-year Treasury Yield ke 4,25% di Rabu.
Kenaikan ini dipicu oleh keraguan pelaku pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga acuan The Fed sebanyak 2 kali (masing-masing 25 bps) di November dan Desember 2024.
“Keraguan terhadap The Fed masih menekan pasar, IHSG diperkirakan kembali sideways dengan kecenderungan melemah pada rentang 7.750–7.800 di Kamis,” mengutip riset Phintraco.
(fad/wep)