Co-Founder/Director Investree Singapore Pte. Ltd., Kok Chuan Lim, mewakili Investree, mencoba menjelaskan saat ini, "kami berharap dapat segera menyelesaikan rencana restrukturisasi dengan penyuntikan ekuitas baru dari investor."
Figur Profesional, Besar di Industri Perbankan
Adrian berpengalaman di sektor perbankan, bahkan sempat menduduki jabatan Managing Director Retail Banking di Bank Muamalat Indonesia.
Adrian Gunadi lantas mendirikan Investree pada Oktober 2015 dan menjadi salah satu pinjol yang awal beroperasi di Indonesia.
Adrian menjadikan Investree sebagai platform yang memperluas layanan sektor jasa keuangan non-bank, dengan fungsi mempertemukan lender dan borrower dalam rangka akses pendanaan.
Di tangan Adrian Gunadi, Investree klaim telah meningkatkan inklusi keuangan bagi borrower. Sedangkan lender menikmati hasil investasi saat dana mereka dipinjamkan.
“Kami pun menawarkan imbal hasil yang menarik bagi Lender dan pinjaman berbunga kompetitif bagi borrower,” terang Adrian kala itu, dimana Investree memperoleh biaya atas pengelolaan platform.
Adrian Gunadi membawa bisnis Investree hingga meraih pendapatan Rp110,7 miliar pada tahun 2022 dengan raihan total rugi komprehensif Rp74,39 miliar. Total liabilitas pada periode yang sama tercatat Rp101 miliar, dengan akumulasi aset Rp148 miliar.
Seiring berjalannya waktu bisnis peer-to-peer lending marketplace yang dijalani Adrian Gunadi melalui Investree, menghadapi tantangan efek pandemi Covid-19. Adrian mengakui beberapa borrower telat dalam pengembalian dana dan menuju gagal bayar atau TWP90.
TWP merupakan parameter wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban yang tertera dalam perjanjian di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo, dengan skor Investree hingga akhir Januari tahun 2024 mencapai 12,58%.
Pada sisi yang lain, lender kemudian berupaya menagih hak atas dana mereka yang sebelumnya disalurkan Investree ke borrower. Atas kondisi tersebut, Adrian Gunadi selaku CEO memahami bahwa ada beberapa lender yang telah terkena dampak.
“Mayoritas pendanaan yang bermasalah merupakan dampak dari penurunan kinerja bisnis akibat banyak hal, termasuk dampak dari pandemi,” kata Adrian saat dikonfirmasi Bloomberg Technoz bulan Mei 2023.
Adrian Gunadi merupakan alumni Universitas Indonesia dengan keilmuwan akunting angkatan 1995, dan meraih gelar master of Business Administration (MBA) di Rotterdam School of Management, Erasmus University, dari 2002 hingga 2003.
Rekam jejak profesional Adrian Gunadi:
- Cash & Trade Product Manager Citi mulai tahun 1998 hingga 2002
- Product Structuring Standard Chartered Bank Dubai mulai tahun 2005 hingga 2007
- Head of Shariah Banking Permata Bank mulai tahun 2007 hingga 2009
- Managing Director Retail Banking Bank Muamalat Indonesia mulai tahun 2009 hingga 2015
- Co-founder dan CEO Invetree mulai tahun 2015 hingga 2024
Adrian tidak segera merespons kabar terbaru yang beredar dan mengaitkan pencabutan lisensi Investree kepada dirinya.
(fik/wep)