Logo Bloomberg Technoz

Tekanan yang masih dihadapi oleh rupiah masih bersumber dari gejolak pasar keuangan global. Indeks dolar AS makin perkasa. Sementara investor terus melepas surat utang AS, Treasury, hingga imbal hasilnya tadi malam menyentuh level tertinggi sejak Juli.

Pelaku pasar saat ini makin pesimistis memandang prospek penurunan bunga The Fed ke depan. Kekhawatiran bahwa kebijakan fiskal AS pasca Pilpres nanti berpotensi membebani defisit makin besar sehingga bisa memicu inflasi, ekspektasi terhadap tingkat bunga The Fed jadi ikut terseret.

Pasar menurunkan probabilitas penurunan bunga The Fed tahun 2025 yaitu dari tadinya sebanyak 5-8 kali penurunan, menjadi 2-4 kali pemangkasan saja di mana itu lebih mendekati proyeksi FOMC bulan lalu sebanyak 4-5 kali penurunan.

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi memperpanjang tren pelemahan hari ini menuju Rp15.650/US$ yang menjadi level support terdekat. Area pelemahan selanjutnya di kisaran Rp15.700/US$-Rp15.730/US$.

Apabila kembali menjebol level tersebut, rupiah berpotensi melemah makin dalam menuju Rp15.750/US$ sebagai support terkuat

Dalam tren jangka menengah (Mid-term), rupiah masih berpeluang tertekan ke kisaran Rp15.780/US$ yang makin mendekati MA-100 dan MA-200.

Jika nilai rupiah terjadi penguatan, resistance menarik dicermati pada level Rp15.600/US$ dan selanjutnya Rp15.570/US$ sebagai resistance potensial.

(rui)

No more pages