Logo Bloomberg Technoz

Yield Treasury Jebol Tertinggi Sejak Juli, Rupiah Sulit Bangkit

Tim Riset Bloomberg Technoz
24 October 2024 07:40

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan masih akan kesulitan berbalik arah menjadi lebih kuat, pada perdagangan spot hari ini, di tengah tekanan jual yang terus berlanjut di pasar keuangan global terpicu ketidakpastian di Amerika Serikat (AS).

Pada penutupan pasar New York dini hari tadi, penguatan indeks dolar AS makin tak terbendung ke level 104,43, reli hari ketiga. Dolar AS jadi buruan sebagai safe haven kala para investor terus mengurangi kepemilikan di pasar surat utang AS, Treasury, dan saham.

Rupiah forward akhirnya ditutup melemah lagi dengan pelemahan terbatas di kisaran Rp15.648-Rp15.676/US$. Level itu lebih lemah dibanding posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp15.620/US$.

Aset-aset emerging market sulit berkutik ketika para 'penguasa' arus keluar masuk dana global di pasar keuangan utama dunia bergolak mencari aman, sebagai antisipasi akan ketidakpastian yang makin tinggi. Terutama terkait risiko yang menyertai kondisi fiskal AS ke depan, siapapun presiden yang terpilih nanti. Juga, kekhawatiran akan prospek kebijakan bunga acuan Federal Reserve (The Fed), bank sentral AS. 

Data yang memperlihatkan ekonomi terbesar di dunia itu masih cukup tangguh, mengikis ekspektasi pasar akan potensi penurunan bunga acuan tahun depan.