Logo Bloomberg Technoz

Liz Capo McCormick—Bloomberg News

Bloomberg, Aksi jual pada pasar surat utang Amerika Serikat (AS)/Treasury US tampak mereda pada Rabu waktu setempat, dengan sekuritas jatuh untuk hari ketiga pada saat repricing ekspektasi secara luas untuk penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.

Imbal hasil naik pada seluruh tenor, dengan suku bunga acuan 10 tahun mencapai 4,26%, tertinggi sejak Juli. Penurunan saham-saham AS menambah tekanan dengan para investor yang kini menuntut premi tertinggi untuk memegang surat utang  berjangka waktu lebih panjang dalam hampir satu tahun terakhir.

“Banyak yang khawatir mengenai pasar obligasi saat ini,” kata Suhail Shaikh, kepala investasi di Fulcrum Asset Management, yang mengelola US$7,7 miliar. “The Fed telah dinilai terlalu agresif di pasar dalam hal penurunan suku bunga dibandingkan dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh perekonomian.”

Terjadi tren kenaikan yield di tengah pasar obligasi yang menurun.

Sinyal ketangguhan ekonomi AS di tengah  inflasi yang sangat tinggi juga telah mendorong langkah tersebut. Pada hari Rabu, survei Beige Book Fed terhadap kontak bisnis regional menunjukkan, aktivitas datar pada sebagian besar wilayah AS sejak awal September — dan menyoroti kegelisahan seputar pemilihan umum 5 November.

Survei menyatakan sekitar 15 referensi soal peristiwa tersebut sebagai sumber ketidakpastian atau penyebab konsumen dan perusahaan menunda investasi, perekrutan, dan pembelian.

Meningkatnya spekulasi di pasar taruhan bahwa mantan Presiden Donald Trump akan memenangkan pemungutan suara pada 5 November juga telah membantu mendorong imbal hasil karena sosoknya dipandang dapat mendorong pertumbuhan dan inflasi melalui agenda pemotongan pajak dan tarif lebih tinggi.

Harga swap mencerminkan kurang dari 100% kepastian bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga pada masing-masing dari dua pertemuan kebijakan tersisa di 2024. Pasar obligasi juga memangkas taruhan pada tingkat penurunan suku bunga The Fed selama tahun depan.

Para trader akan mendapatkan kejelasan lebih lanjut minggu depan mengenai seberapa besar kemungkinan para pejabat akan melonggarkan, dengan dirilisnya pembacaan pasar tenaga kerja untuk bulan Oktober.

Harga opsi yang melindungi dari kemerosotan yang berkepanjangan di Treasury telah melonjak ke level tertinggi tahun ini di tengah kekhawatiran bahwa kerugian dapat semakin dalam. Treasury telah kehilangan 2,1% bulan ini hingga hari Selasa, menurut indeks Bloomberg, menyusul kenaikan selama lima bulan.

“Banyak orang berasumsi: 'Hei, The Fed memulai siklus pemangkasan, jadi imbal hasil akan turun,'” kata Kathryn Kaminski, kepala strategi riset dan manajer portofolio di quant fund AlphaSimplex Group. “Dan ketika hal itu tidak membuahkan hasil, maka akan terjadi repricing atau penetapan harga ulang atas ekspektasi tersebut.”

Model sistematis perusahaan tetap mempertahankan posisi net buy Treasury, meskipun karena tren menandakan pelemahan selama aksi jual baru-baru ini, posisi tersebut telah dipangkas, kata Kaminski.

“Ada sedikit ayunan pendulum dengan repricing ekspektasi Fed setelah data inflasi baru-baru ini dan data pasar tenaga kerja yang kuat - sehingga imbal hasil mengalami aksi jual,” ujarnya.

Imbal hasil tetap lebih tinggi setelah Departemen Keuangan menjual obligasi 20 tahun senilai US$13 miliar, dilelang dengan harga 4,59%, tertinggi sejak Mei dan lebih tinggi lagi di mana sekuritas yang diperdagangkan tepat saat penawaran untuk utang tersebut selesai.

Penurunan utang pemerintah AS terjadi berlawanan dengan reli pada obligasi Eropa jangka pendek karena para trader menambah taruhan bahwa Bank Sentral Eropa akan menurunkan suku bunga sebesar setengah poin di bulan Desember guna menopang ekonomi blok tersebut yang sedang lesu.

Latar belakang berbeda dari potensi yang lebih tinggi untuk penurunan suku bunga dan bakal lebih cepat di Eropa dibandingkan dengan The Fed, membuat para investor termasuk Pacific Investment Management Co dan Vanguard, memilih untuk membeli obligasi.

(bbn)

No more pages