Tayangan TV menunjukkan asap mengepul di atas kampus TAI, sementara ledakan dan suara tembakan terdengar. Badan pengawas media Turki dengan cepat memberlakukan larangan penyiaran acara tersebut dan membatasi akses ke situs-situs media sosial utama.
Fasilitas seluas 43 juta kaki persegi di Kahramankazan di pinggiran ibukota Turki ini berfungsi sebagai pusat pembuatan pesawat, helikopter, pesawat tanpa awak, dan satelit, menurut situs web TAI.
Sebelumnya, seseorang yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa ada tiga penyerang yang terlibat dalam serangan tersebut, termasuk seorang pengebom bunuh diri. Menteri Dalam Negeri tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai rincian tersebut.
Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di Turki tersebut. Serangan Rabu lalu dinilai serupa dengan teror sebuah bom yang meledak dan menewaskan enam orang di Istanbul, dua tahun lalu. Dalam serangan tersebut, Turki juga menuduh PKK sebagai dalang dan pelakunya.
Pemerintah Turki sendiri telah lama berperang melawan separatis Kurdi dan militan Islamis di dekat perbatasannya dengan Suriah dan Irak. Satu hari sebelum serangan, seorang pemimpin politik Turki yang berpengaruh dilaporkan melakukan upaya bersejarah untuk membuat PKK meletakkan senjata.
Partai Pekerja Kurdistan (PKK), nama resmi dari milisi ini, telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Turki, dan Uni Eropa. Mereka belum memberikan komentar atas seruan untuk melucuti senjata.
Serangan ini mengguncang pasar Turki, dengan indeks saham acuan negara tersebut turun sebanyak 2%. Lira turun 0,1% dan diperdagangkan pada 34,28 per dolar AS pada pukul 21:48 di Istanbul.
Mark Rutte, sekretaris jenderal NATO yang baru, dan John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, mengutuk serangan tersebut.
(bbn)